Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Manajer Tim Ungkap Penyebab Kegagalan Quartararo Jadi Juara Dunia

By Delia Mustikasari - Sabtu, 28 November 2020 | 19:40 WIB
Pembalap Petronas Yamaha SRT, Fabio Quartararo, menangis setelah berhasil memenangi balapan MotoGP Catalunya di Sirkuit Catalunya, Spanyol, 27 September 2020. (TWITTER.COM/CRASH_MOTOGP)

BOLASPORT.COM - Pembalap Petronas Yamaha SRT, Fabio Quartararo, gagal menjadi Juara Dunia MotoGP 2020.

Fabio Quartararo menutup kiprahnya pada MotoGP 2020 di posisi kedelapan dengan koleksi 127 poin. 

Padahal, Fabio Quartararo sempat menunjukkan penampilan menjanjikan dengan meraih tiga kemenangan balapan dan menjadi pemimpin klasemen MotoGP 2020.

Baca Juga: Hasil Timbang Badan, Mike Tyson Lebih Berat atas Roy Jones Jr

Quartararo menciptakan sensasi pada 2019. Quartararo yang saat itu menjadi rookie mendapat kepercayaan dari manajer tim Petronas Yamaha SRT Wilco Zeelenberg, manajer tim Johann Stigefelt, dan kepala tim Razlan Razali.

Pembalap asal Prancis itu lalu menjadi polesitter termuda sepanjang masa pada MotoGP Andalusia 2019.

"Jika Anda memberi tahu saya ini sebelum musim dimulai, saya akan menjawab dalam olahraga Anda selalu mendambakan lebih dan itu tentu saja gelar dunia. Dia lolos dari kita. Tanpa Marc (Marquez), gelar juara dunia jelas menjadi tujuan semua orang

"Namun kenyataannya berbeda. Tahun ini kembali menunjukkan betapa sulitnya menjadi juara dunia," kata Zeelenberg dilansir BolaSport.com dari Speedweek.

Titel juara dunia musim ini akhirnya diraih oleh Joan Mir (Suzuki Ecstar).

"Joan Mir memberi musim yang luar biasa. Dia juga punya masalah. Dia bahkan berjuang untuk memenangkan balapan. Sepertinya kami akan memiliki juara dunia tanpa kemenangan. Bukan itu masalahnya, tetapi dia masih punya masalah," tutur Zeelenberg.

Baca Juga: Di Balik Layar Reaksi Khabib Nurmagomedov Setelah Mengalahkan Conor McGregor

Belum ada pembalap yang selalu konsisten seperti Marc Marquez membuat musim ini tidak ada ada pembalap yang berhasil naik podium dan memimpin dalam setiap balapan.

Zeelenberg pernah berada dalam tim Jorge Lorenzo saat dia menjadi juara dunia pada 2010, 2012, dan 2015.

"Kami menjalani musim yang hebat, tentu saja, tetapi jelas kami menginginkan gelar juara dunia. Tetapi, kami memiliki dua pembalap di tim yang pernah memenangkan balapan dan keduanya berjuang untuk kejuaraan, yang masih membuat kami bangga."

"Namun, kami lebih suka hasilnya lebih konsisten, terutama dari Fabio. Dia selalu mengemudikan mesin itu dan berada di urutan tiga besar pada balapan terakhir tahun 2019, tetapi dia tidak memenangkan balapan apa pun saat itu," aku Zeelenberg.

"Tahun ini sebaliknya, tiga kemenangan balapan tetapi tidak ada podium lain. Itu adalah sesuatu yang kami khawatirkan. Seseorang dapat mencari 100.000 penjelasan untuk ini dan itulah kenyataannya," ujar Zeelenberg.

Menurut Zeelenberg, sangat penting bagi dia dan tim untuk memilih mesin tahun ini yang tidak terlalu berkembang seperti M1.

"Pada 2019, kami mampu bertarung, mengikuti setiap balapan dan selalu berada dalam performa terbaik," kata Zeelenberg.

Tahun ini berbeda. Quartararo mendapat mesin pabrikan baru tahun 2020 tahun ini.

"Tetapi, itu adalah mesin baru yang bereaksi berbeda dari yang kami harapkan di trek tertentu dan dalam situasi tertentu," aku Zeelenberg.

"Kami lalu harus mencoba menemukan set-up untuk mesin yang memungkinkan pembalap merasa nyaman. Sayangnya, kami tidak berhasil," ujar Zeelenberg.

Baca Juga: Hasil FP3 F1 GP Bahrain 2020 - Tampil Solid, Max Verstappen Ungguli Duo Mercedes

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P