Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - CEO Barito Putera, Hasnuryadi Sulaiman, mengirim Mochamad Yudha Febrian ke pesantren dengan dilandasi rasa cinta terhadap anak asuhnya.
Barito Putera dikenal sebagai klub yang mengedepankan nilai-nilai kekeluargaan dalam membina pemainnya.
Sebagai sebuah klub, tim berjulukan Laskar Antasari juga memiliki delapan nilai inti yang menjadi filosofi klub selama ini.
Kedelapan nilai itu adalah cinta, kekeluargaan, semangat, persatuan, pride of Banua, loyalitas, istiqomah, dan legacy.
Baca Juga: Pengamat MotoGP Yakin Marc Marquez Tak Akan Balapan pada Musim 2021
Rasa cinta pada keluarga itu pula yang menjadi landasan CEO Barito Putera, Hasnuryadi Sulaiman, mengirim Mochamad Yudha Febrian ke pesantren.
Seperti diketahui, Barito Putera memutuskan untuk mengirim Yudha ke salah satu pesantren di Jawa Barat sebagai buntut dari tindakan indisiplinernya di timnas U-19 Indonesia.
Yudha dicoret dari tim Garuda Nusantara karena ketahuan pulang pukul 02.30 WIB usai dugem bersama Serdy Ephy Fano.
Belakangan viral pula video saat Yudha dan Serdy sedang berada di klub malam bersama seorang wanita.
Baca Juga: Egy Maulana Vikri Menghilang dari Skuad, Lechia Gdansk Kalah Lagi di Ekstraklasa
CEO Barito Putera, Hasnuryadi Sulaiman, menilai tindakan yang dilakukan timnya terhadap Yudha murni karena rasa cinta pada keluarga.
Hasnuryadi merasa pemain mudanya perlu mendapat pembinaan alih-alih hukuman supaya di masa depan kesalahan serupa tidak terulang lagi.
Terlebih, tindakan mengirim Yudha ke pesantren itu selaras dengan delapan nilai inti yang dianut oleh Laskar Antasari.
“Sebagaimana selayaknya sebuah keluarga, kita sebagai orangtua berkewajiban untuk memberikan pembinaan bukan dalam bentuk hukuman,” terang Hasnur dikutip Bolasport.com dari laman resmi Liga Indonesia.
Baca Juga: Man United Menang Comeback Lagi, Ole Gunnar Solskjaer: Sudah Biasa
“Kami dari Barito memberikan tindakan yang sifatnya membina dengan cara mengirimkan Yudha ke pesantren."
"Harapan kami tindakan yang kami ambil ini bisa membuat Yudha lebih baik lagi, memperbaiki diri dan tidak akan mengulangi kesalahannya lagi,” sambungnya.
Pengiriman Yudha ke pesantren sendiri jauh lebih ringan dibanding apa yang dialami oleh Serdy Ephy Fano di Bhayangkara Solo FC.
Tim yang baru saja pindah markas ke Solo itu mengambil langkah tegas dengan memecat Serdy dari skuadnya.
Pihak manajemen menilai Serdy telah mencemarkan nama baik klub dengan dua kali dicoret dari timnas U-19 Indonesia karena tindak indisipliner.