Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Status pemain tunggal putri Taiwan, Tai Tzu Ying sebagai pebulu tangkis elite dunia tidak lepas dari campur tangan pelatihnya, Lai Chien Cheng, yang sudah bekerja sama dengannya selama 10 tahun.
Dalam wawancara dengan Badminton Unlimited, Lai Chien Cheng mengatakan ia sempat bercita-cita sebagai pebulu tangkis profesional karena bermain sejak kecil.
Ia tak melanjutkan cita-cita tersebut karena memutuskan melanjutkan pendidikan ke tingkat S2.
Pria berusia 35 tahun itu kemudian menjalani kerja sosial sebagai pengganti wajib militer.
Baca Juga: Ada Marcus/Kevin, Ini Skuad Indonesia usai Pastikan Tampil pada Leg Asia
"Saya menjadi pelatih bulu tangkis di sebuah sekolah, dan di situ saya bertemu Tai Tzu Ying," kata Lai.
Bagaikan sudah direncanakan sebelumnya, Tai Tzu Ying yang saat itu mulai merintis karier sebagai pebulu tangkis tengah mencari rekan tanding.
"Yang saya pikirkan adalah jangan sampai performa partner saya terganggu dan dia justru tidak bisa berlatih. Saya juga mencari pemain yang cukup punya skill. Awalnya saya sempat berganti-ganti rekan tanding," ujar dia.
Baca Juga: Lee Zii Jia Tak Sabar 'Buka Puasa' Melawan MomoGi pada Tahun 2021
Setelah menjadi partner tanding, Tai Tzu Ying dan Lai Chien Cheng sama-sama saling terkesan dengan satu sama lain.
"Awalnya saya kira perempuan pebulu tangkis itu tidak kuat. Namun, saat bertanding bersama Tai, ternyata dia kuat sekali," ucap Lai.
Tai Tzu Ying pun turut memuji kinerja Lai.
Baca Juga: Hampir Sepekan Didiagnosis, Anders Antonsen Belum Tahu Tertular Covid-19 dari Siapa
"Saya memang tak terlalu mengenal dia pada awalnya. Namun, ternyata skill Lai mengesankan. Dia bisa mengendalikan pukulannya dan itu membantu saya," tutur Tai.
Lai "naik pangkat" usai Asian Games 2014 menyusul perubahan di tim nasional Taiwan, termasuk pergantian pelatih.
Ia mengikuti seleksi sebagai pelatih Tai dan lulus.
"Pergantian itu sangat natural karena saya sudah terbiasa bekerja dengannya," ucap Lai.
Di bawah arahan Lai, kiprah Tai Tzu Ying semakin cemerlang. Ia pun berhasil menjadi pemain peringkat nomor satu dunia pada 2016.
"Tai menjadi nomor satu dunia sama sekali di luar rencana. Saat itu fokus kami adalah memperbaiki unforced error yang kerap ia lakukan di lapangan. Kami juga sama-sama belajar," tutur dia.
Menurut Lai, hal terpenting dari kerja sama dengan Tai Tzu Ying adalah komunikasi yang baik.
"Saya selalu bertanya soal kondisi dan perasaannya, dan kami berdua saling beradaptasi. Tantangan bagi kami berdua adalah menemukan metode latihan baru dan bukan cuma mengikuti cara latihan yang sudah ada," kata dia.
"Kalau hanya mengandalkan pengalaman orang lain, kami takkan bisa melebihi mereka nantinya," tuturnya lagi.