Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Pelatih Madura United, Rahmad Darmawan, menjelaskan jurus jitu supaya para pemainnya tidak melakukan tindak indisipliner.
Beberapa waktu lalu, publik sepakbola Indonesia dihebohkan oleh tindakan indisipliner dua pemain timnas U-19 Indonesia, Serdy Ephy Fano dan Mochamad Yudha Febrian.
Keduanya tiba-tiba dicoret dari tim Garuda Nusantara karena bolos dalam agenda penimbangan badan, terlambat latihan, dan pulang ke hotel pada pukul setengah tiga dini hari.
Belakangan diketahui keduanya ternyata punya kebiasaan dugem di klub-klub malam.
Baca Juga: Bhayangkara Solo FC Siap Tampil All Out jika Dipilih Wakili Indonesia di Piala AFC 2021
Kabar itu beredar setelah sebuah video yang menampilkan Serdy dan Yudha saat dugem viral di dunia maya.
Tindakan indisipliner yang dilakukan dua pemain muda itu mendapat komentar dari pelatih Madura United, Rahmad Darmawan.
Sebagai pelatih yang sudah cukup lama mengasuh tim sepakbola, Rahmad Darmawan mengaku punya jurus jitu supaya para pemainnya tidak melakukan tindakan indisipliner.
"Kuncinya satu, komunikasi sama mereka, juga mengingatkan tiada henti sama mereka," jelas Rahmad Darmawan dilansir Bolasport.com dari Tribun Jatim.
Baca Juga: Impresif di AC Milan, Zlatan Ibrahimovic Akui Terinspirasi Cedera Parah Saat di Man United
Pelatih yang akrab disapa RD itu tidak menampik jika tindakan indisipliner dari pemain terkadang menjadi hal yang tak terelakkan.
Untuk itu, mantan pelatih timnas U-23 Indonesia itu juga sudah menyiapkan mekanisme hukuman bagi anak didiknya yang membandel.
"Tapi kalau toh masih ada pelanggaran-pelanggaran, tentu mekanisme reward dan punishment berjalan," tambahnya.
Di satu sisi, RD sangat menyayangkan tindakan yang dilakukan oleh Serdy dan Yudha di skuad Garuda Nusantara.
Baca Juga: Anthony Joshua Yakin Tak Akan Kalah dari Kubrat Pulev demi Hadapi Tyson Fury
Sebagai sosok yang lebih tua, RD mengingatkan kedua pemain muda itu untuk menyadari aturan-aturan yang terdapat dalam sebuah tim.
Oleh sebab itu, menerima hukuman sebagai ganjaran tindakan indisipliner sudah menjadi hal yang pantas dilakukan.
"Tentu semua ada aturan dan batasan-batasan yang boleh dan tidak boleh. Dan dalam batasan yang dilanggar itu tentu juga ada aturan-aturan untuk menghukum seorang pemain," ucap RD.
"Kita harus menghargai setiap keputusan seorang pelatih atau manajemen dalam satu klub mengenai pelanggaran pada pemain yang melanggar disiplin, kita dukung," tandasnya.