Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Laga antara Manchester United dan Leeds United akan menyajikan rivalitas kuno yang berbau kekerasan dan perang saudara.
Pekan ke-14 Liga Inggris 2020-2021 akan menyajikan laga bersejarah antara Manchester United dan Leeds United.
Manchester United akan bertindak sebagai tuan rumah dengan menjamu Leeds United di Stadion Old Trafford, Minggu (20/12/2020) waktu setempat atau pukul 23.30 WIB.
Laga tersebut bukan hanya sekedar pertandingan biasa, melainkan menyimpan rivalitas kuno yang dinanti banyak penggemar sepak bola.
Manchester United dan Leeds United memang pernah menjadi seteru di kasta tertinggi Liga Inggris pada masa lalu.
Baca Juga: Siaran Langsung Bola Malam Ini, Palace vs Liverpool Liga Inggris, Parma vs Juventus di RCTI Gratis!
Rivalitas tersebut konon dimulai dari luar lapangan yang melibatkan perang saudara antara wilayah Lancashire dan Yorkshire yang bernama 'War of Roses'.
Manchester United sendiri merupakan bagian dari Lancashire dengan simbol mawar merah, sementara Leeds United berada di Yorkshire dengan simbol mawar putih.
Kedua keluarga kerajaan dari wilayah tersebut saling menjatuhkan dan membunuh satu sama lain untuk memperebutkan takhta Kerajaan Inggris pada abad ke-15.
Hingga akhirnya, Raja Henry VII dari wilayah Lancashire menikahi Putri Elizabeth yang merupakan putri dari Edward IV dari Yorkshire.
Pernikahan itu menjadi awal mula bersatunya kedua wilayah untuk membangun Kerajaan Inggris sampai saat ini.
Baca Juga: Marcus Rashford Akan Segera Menjadi Pemain Bergaji Tertinggi Nomor 2 di Man United
Namun, persaingan antara kedua wilayah tersebut rupanya tidak berhenti sampai di situ saja.
Saat memasuki masa Revolusi Industri, wilayah Manchester dan Leeds sama-sama berlomba dalam hal ekonomi.
Persaingan panas di luar lapangan itulah yang konon katanya dibawa hingga ke stadion oleh para penggemar sepak bola dari masing-masing wilayah.
Salah satu bukti persaingan yang mungkin akan sulit dilupakan oleh kedua klub adalah pada semifinal Piala FA 1964-1965.
Dalam laga yang berakhir imbang 0-0 tersebut, para pemain dari kedua tim terlibat adu jotos karena pemain Manchester United, Nobby Stiles, melepaskan tekel keras kepada pemain Leeds United, Albert Johanneson.
Baca Juga: Demi Pogba yang Murah, Juventus Siap Tumbalkan 2 Pemain Andalan
Pada laga ulangan, Leeds United akhirnya menyudahi perlawanan Manchester United lewat gol tunggal Billy Bremner pada menit ke-89.
Persaingan keduanya tidak hanya berhenti di Piala FA, tetapi di Divisi Utama Liga Inggris musim itu.
Manchester United akhirnya keluar sebagai juara setelah hanya unggul selisih gol atas Leeds United yang berada di posisi kedua.
Sejak saat itu, rivalitas keduanya semakin bertambah sengit dalam perburuan gelar Liga Inggris.
Terlebih lagi, pada dekade 1970-an, di mana budaya hooliganisme mencapai puncaknya, firm dari masing-masing klub sering terlibat baku hantam baik di luar maupun di dalam lapangan.
Pertarungan antara Leeds United Service Crew dan Manchester United Red Army bahkan disebut sebagai perkelahian paling kejam antar-hooligan saat itu.
Rivalitas kedua tim akhirnya sempat mereda pada musim 1981-1982 setelah Leeds United terdegradasi ke kasta kedua Liga Inggris.
Hanya selang 8 tahun, rivalitas itu kembali tumbuh setelah Leeds United langsung menggila di Liga Inggris usai promosi pada 1990-1991.
Berbagai fenomena pun sempat mengiringi rivalitas keduanya, mulai dari Leeds United meraih juara Liga Inggris pada 1991-1992 hingga perseteruan Alf-Inge Haaland dengan Roy Keane.
Kini, pertarungan sengit antara Manchester United dan Leeds United akan kembali tersaji.
Baca Juga: Asal Pogba dan Fernandes Main Bersama, Man United Bisa Jadi Penantang Gelar Juara
Leeds United baru kembali ke kasta teratas Liga Inggris pada awal musim setelah terdegradasi pada 2004.
Bedanya, kini Leeds United dipandang sebagai raksasa jatuh yang sudah lama tak merasakan kejayaan di papan atas kompetisi domestik dan Eropa.
Sementara itu, Manchester United adalah tim raksasa yang sarat prestasi, baik di kompetisi domestik maupun Eropa.