Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Pembalap MotoGP asal Prancis, Fabio Quartararo, menjalani dua musim yang positif bersama Petronas Yamaha SRT.
Dalam debutnya sebagai pembalap MotoGP bersama Petronas Yamaha SRT pada 2019, Fabio Quartararo menjadi rookie terbaik.
Fabio Quartararo lalu melanjutkan performanya dengan menjuarai dua balapan awal MotoGP 2020 hingga sempat memimpin klasemen. Namun, performanya semakin menurun dan harus puas menutup kiprahnya di posisi ke-8.
Baca Juga: Dorna Sebut Indonesia Minta Lintasan Cadangan untuk MotoGP Mandalika 2021
Pada MotoGP 2021, pembalap 21 tahun itu akan menjalin kerjasama dengan tim pabrikan Yamaha. Dia bertukar tempat dengan Valentino Rossi.
Quartararo akan mencari bantuan psikologis selama musim dingin untuk meningkatkan performanya pada 2021.
Juara dunia kelas 500cc pada 1993, Kevin Schwantz melihat lebih dekat musim yang telah dilalui Quartararo.
Legenda Suzuki ini terkejut dengan kemerosotan Quartararo.
"Dia memulai musim dengan sangat baik. Saya pikir ini akan menjadi tahunnya. Namun di akhir musim dia kesulitan mendapatkan poin sama sekali. Tetapi, bukan hanya dia yang mengalami," kata Schwantz dilansir BolaSport.com dari Speedweek.
Maverick Vinales dan Valentino Rossi juga semakin mengalami kesulitan seiring berjalannya musim.
Hanya Morbidelli yang mampu mengalahkan Joan Mir (Suzuki) yang menjadi Juara Dunia MotoGP 2020.
Morbidelli menjadi runner-up MotoGP 2020 dan meraih tiga kemenangan balapan dengan mesin tahun lalu.
Baca Juga: 'Pensiun Saja Valentino Rossi, Anda Tidak seperti Ibrahimovic'
"Yamaha tidak bisa puas dengan itu, itu tidak bisa diterima. Mereka akan melihat dimana masalah muncul dan mencoba memberantasnya," ucap Schwantz.
Pria 56 tahun itu menjelaskan lebih detail tentang Quartararo.
"Mudah-mudahan dia akan mengambil pelajaran ketika dia kuat pada awal musim. Sekarang dia harus mencari tahu apa yang terjadi setelah itu. Dua kecelakaan di Misano dan beberapa hal lain yang tidak biasa baginya. Dia harus kembali ke performanya," tutur Schwantz.
Menurut Schwantz, kemerosotan yang tidak bisa dijelaskan bukanlah hal baru.
"Dia sudah mengalami itu pada Moto2. Dia harus menjadi lebih konsisten. Tidak mungkin bahwa pada beberapa akhir pekan dia tidak dapat diganggu gugat dan tidak terkalahkan."
"Pada akhir pekan dia jatuh dan berada di posisi ke-14 atau ke-15. Dia sudah menunjukkan tren ini pada masa lalu. Tetapi, saya yakin tim pabrikan Yamaha akan melihat lebih dekat dan melihat bagaimana mereka bisa dibuat konsisten," ucap pria asal Houston, Amerika Serikat ini.
Baca Juga: KTM Menanti Kerjasama dengan Rossi- Tim Sky VR46 pada MotoGP 2022