Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Pebulu Tangkis yang Pensiun pada 2020, Termasuk Tiga Juara Olimpiade

By Lariza Oky Adisty - Senin, 28 Desember 2020 | 00:00 WIB
Pasangan ganda campuran Tontowi Ahmad/Winny Oktavina Kandow saat menjalani laga melawan Do Tuan Duc/Pham Nhu Thao (Vietnam) pada babak kesatu Malaysia Open 2019 di Axiata Arena, Bukit Jalil, Kuala Lumpur, Selasa (2/4/2019). (BADMINTON INDONESIA)

BOLASPORT.COM - Tahun 2020 menjadi tahun terakhir sejumlah pebulu tangkis internasional berkiprah di olahraga yang membesarkan nama mereka. Tiga di antara para pemain yang gantung raket adalah juara Olimpiade.

Dikutip BolaSport.com dari situs BWF, berikut adalah daftar pebulu tangkis yang pensiun sepanjang tahun 2020.

1. Tontowi Ahmad

Tontowi Ahmad pensiun pada Mei 2020 setelah membuat pengumuman di Instagram pribadinya.

Baca Juga: Penerus Lee Chong Wei Enggan Remehkan Sisa Kualifikasi meski Sudah Lolos ke Olimpiade Tokyo

Pada tahun 2020, Tontowi Ahmad tampil pada Indonesia Masters 2020 berpasangan dengan Apriyani Rahayu.

Mereka lolos dari babak kualifikasi dan melaju hingga ke babak 16 Besar.

Turnamen tersebut menandai kiprah pamungkas Tontowi sebagai pebulu tangkis.

Baca Juga: Begini Cara Pebulu Tangkis Internasional Habiskan Liburan Natal

Sepanjang kariernya, Tontowi memenangi sejumlah gelar bergengsi, terutama saat berpasangan dengan Liliyana Natsir.

Keduanya memenangi tiga titel All England Open berturut-turut dari 2012 hingga 2014, medali emas Kejuaraan Dunia 2013 dan 2017, serta medali emas Olimpiade Rio 2016.


2. Ayaka Takahashi

Pemain ganda putri Jepang ini mengumumkan pensiun pada Agustus 2020.

Pada masa jayanya, pasangan Misaki Matsutomo/Ayaka Takahashi merupakan salah satu andalan Jepang pada nomor ganda putri.

Baca Juga: BAT Buka Opsi Turnamen Asia dan BWF World Tour Finals Digelar Terbuka

Keduanya merebut sejumlah prestasi bergengsi.

Matsutomo/Takahashi memenangi medali perak Asian Games 2014 dan 2018, medali emas Kejuaraan Asia 2016 dan 2017, serta medali perunggu Kejuaraan Dunia 2017.

Keduanya juga sukses merebut medali emas Olimpiade Rio pada 2016.

3. Lin Dan

Tahun 2020 menandai akhir era Lin Dan di olahraga bulu tangkis.

Pada masa jayanya, pemain asal China ini dikenal sebagai salah satu dari empat pemain tunggal putra yang disegani lawan, selain Taufik Hidayat (Indonesia), Lee Chong Wei (Malaysia), dan Peter Gade (Denmark).

Prestasi Lin Dan sudah menjadi bukti.

Sosok berusia 37 tahun itu memenangi lima titel Kejuaraan Dunia. Dia adalah salah satu dari tiga pemain yang sanggup mencatat prestasi tersebut.

Lin Dan juga memenangi dua medali emas Asian Games nomor perorangan dan tiga medali emas nomor beregu dan empat titel Kejuaraan Dunia.

Belum cukup, Lin Dan membawa tim China meraih enam titel Piala Thomas dan lima gelar juara Piala Sudirman.

Pria yang dijuluki Super Dan itu melengkapi koleksi trofinya dengan dua medali emas Olimpiade pada 2008 dan 2012.

Lin Dan sebenarnya berencana memperjuangkan tempat untuk lolos ke Olimpiade Tokyo 2020.

Namun, penundaan karena pandemi covid-19 membuat Lin Dan mengubah rencananya dan ia memutuskan pamit dari olahraga yang membesarkan namanya.

4. Mathias Boe/Carsten Mogensen

Tim putra Denmark mengalami transisi pada 2020 karena sejumlah pemain andalan mereka memutuskan pensiun.

Salah satunya adalah pasangan ganda putra senior, Mathias Boe/Carsten Morgensen.

Boe memutuskan pensiun lebih dulu, sementara Mogensen menyusul setelah kepastian penundaan Piala Thomas-Uber 2020.

Selama kariernya, Boe/Mogensen memenangi medali perak Olimpiade 2012 di London, Inggris dan menjadi finalis Kejuaraan Dunia 2013.

Mereka juga memenangi dua titel All England Open dan tiga gelar final World Superseries.

5. Mads Conrad-Petersen

Mads Conrad-Petersen juga merupakan salah satu pemain andalan Denmark bersama Mads Pieler-Kolding.

Keduanya memenangi Kejuaraan Eropa pada 2016 dan tiga kali menjadi runner-up pada turnamen yang sama.

Conrad-Petersen juga membantu Denmark memenangi Piala Thomas 2016.

6. Jan O Jorgensen

Gelombang pensiun pemain belum selesai melanda Denmark. Mereka juga menyaksikan pamitnya Jan O Jorgensen pada tahun 2020.

Sempat digadang sebagai salah satu pemain andalan, karier Jorgensen kerap terganggu cedera yang ia alami sejak 2017.

Toh, Jorgensen tetap sempat mengukir prestasi membanggakan selama berkarier.

Ia memenangi Indonesia Open 2014 dan menjadi pemain Eropa pertama yang menjuarai turnamen tersebut.

Jorgensen juga merebut titel China Open pada 2016 dan medali perunggu Kejuaraan Dunia setahun sebelumnya.

Pada 2016, Jorgensen turut membawa Denmark menjuarai Piala Thomas.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P