Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Siapa yang menyangka raja gol timnas Indonesia dan Persija Jakarta, Bambang Pamungkas ternyata mempunyai rasa takut.
Ketika masih aktif sebagai pesepakbola, Bepe sapaan akrabnya bukan takut gagal mencetak gol atau mengalami cedera serius.
Bepe hanya khawatir akan satu hal, yakni tidak bisa menjadi dirinya sendiri.
Baca Juga: Bau Badan Bek Persija Ini Buat Ratu Rizky Nabila Pilih Pisah Ranjang
Hal tersebut ia ungkapkan melalui sesi bincang-bincang di kanal Youtube pemain Persija @MarcKlok.
Menurut Bepe, pesepakbola sangatlah rawan akan godaan ketenaran atau popularitas.
Apabla tidak disikapi dengan bijak bukan tidak mungkin karier pemain dalam dunia kulit bundar ikut terancam.
Karena itu, Bepe pun memutuskan membatasi akses dunia luar yang tidak berkaitan dengan mimpinya menjadi pemain profesional.
"Ketakutan saya adalah saya tidak bisa menjadi diri sendiri. Karena anda tahu ketika menjadi public figure dan banyak orang mengenal anda maka anda tidak akan memiliki kehidupan pribadi. Dan aku takut yang satu ini," ucap Bepe dikutip dari kana Youtube @MarcKlok.
"Jadi itulah alasannya saat saya bekerja di lapangan orang dapat memiliki saya. Tetapi saat di rumah, saya mencoba mengunci segalanya," lanjut pria yang kini menjabar manajer Persija.
"Karena terkadang media mencoba menghubungimu kapanpun mereka mau. Mereka ingin wawancara, tetapi saya tidak akan melakukan wawancara seperti itu."
"Jadi itulah sebabnya saya bisa menulis. Jadi ketika media atau orang lain menulis di email menanyakan sesuatu, maka saya akan membalasnya dalam dua hari. Tetapi apabila itu menelfon di atas jam enam atau semacamnya, itu tidak akan saya jawab. Karena saya tahu bahwa saya harus berhasil, saya harus menjadi keluarga," imbuhnya.
Baca Juga: Captain Tsubasa Milik Atalanta Bisa Jadi Rekrutan Pertama Inter Milan di Bursa Transfer Januari
Perjuangan menahan godaan tersebut akhirnya berbuah manis.
Bepe mampu konsisten menjaga permainnya hingga usianya 39 tahun atau pensiun tepat bulan ini pada tahun 2019 lalu.
Usai pensiun, pria asal Getas, Semarang itu pun bahagia dan puas bisa melakukan apapun yang sempat tak bisa diraih ketika aktif bermain.
"Itu sudah terjadi sejak 2003. Kala itu saya masih muda dan begitu banyak gangguan dari orang-orang karena ketika anda mulai tinggal di Jakarta, apapun yang diinginkan pasti akan ada semua," tuturnya.
"Jadi saya mulai membuat keputusan karena saya ingin menjadi pesepakbola yang sukses."
"Jadi mungkin apa yang tidak dapat saya lakukan saat masih bermain, akan dilakukan saat saya sudah pensiun seperti saat ini."
"Mungkin sukit untuk beberapa pemain. Tetapi jika ingin menggapai impian, maka itu akan mudah. Sesuatu yang menyenangkan bisa dilakukan nanti, tetapi jika kerja keras harus selalu dikerjakan," tutupnya.