Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Kiper Persita Tangerang, Annas Fitranto diketahui telah mendirikan sebuah akademi khusus kiper bersama sang ayah, Hendri Soebagyo.
Annas Fitranto mendirikan akademi khusus kiper karena ingin merealisasikan mimpi ayahnya.
Pasalnya ayah dari Annas Fitranto merupakan mantan seorang kiper di masa mudanya.
Sesuai dengan maksud dan tujuan mendirikan akademi Annas Fitranto memberikan nama ayahnya, Hendri Soebagyo Goalkeeper Academy (HSGA).
Baca Juga: Liga Tak Jelas, Buka Usaha Menjadi Jalan yang Ingin Ditempuh Pemain PSS Sleman
Pemain berusia 26 tahun itu mengatakan bahwa selama ini kegiatan akademinya di atur oleh sang ayah.
Nantinya kala memiliki waktu senggang, Annas Fitranto akan turut membantu sang ayah untuk memberikan ilmunya di akademi tersebut.
"Tetap ayah saya yang mengatur program latihan, latihan seperti apa, itu ayah saya. Saya cuma membantu karena saya pas libur tim. Balik lagi, semua saya serahkan ke ayah saya. Saya cuma bertanggung jawab di bagian itu saja. Pokoknya setiap saya ada libur atau waktu luang, saya pasti bantu akademi," katanya seperti dikutip Bolasport.com dari laman resmi klub, Kamis (7/1/2021).
Baca Juga: Doa Pemain Timnas U-19 Indonesia di Spanyol
Selama pademi COVID-19 ia mengaku selalu menjaga kondisi tubuhnya agar tetap bugar.
Untuk itu, Anans Fitranto mempersilahkan siapapun untuk bergabung ke akademinya untuk sekedar menjaga kebugaran kondisi tubuh.
“Di akademi ini juga bisa untuk menjaga kondisi untuk kiper profesional. Soalnya kemarin ada dua kiper profesional juga yang datang ke akademi untuk jaga kondisi. Jadi bisa dua fungsi, untuk kiper muda dan kiper profesional yang mau jaga kondisi,” jelasnya.
Selama ini Annas Fitranto juga turut membantu ayahnya untuk melatih di akademi buatannya.
Baca Juga: Pesan Jacksen Tiago kepada Pemain Persipura Jayapura Selama Tim Dibubarkan
Menurutnya, melatih harus mempunyai sifat yang sabar.
Atas dasar itu, untuk saat ini Annas Fitranto memilih untuk tetap fokus ke kariernya sebagai pemain.
“Saya udah merasakan sedikit banyak pengalaman jadi pelatih di akademi ini. Harus detail, harus teliti apalagi melatih usia dini yang benar-benar dari nol. Benar-benar harus sabar, jeli, teliti, harus tahu apa kekuranan yang harus diperbaiki dan ditambahi."
"Tapi kalau disuruh memilih, untuk sekarang saya pilih jadi pemain aja, karena pelatih itu benar-benar susah. Karena saya udah ngerasain jadi pelatih sama ayah saya. Tapi untuk sekadar berbagi ilmu sih tidak apa-apa, saya jadi pelatih untuk berbagi ilmu sama adik-adik di akademi,” pungkasnya.
Baca Juga: PSSI Pasrah, Keputusan Kompetisi Musim 2021 Ada di Tangan Kepolisian