Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Asosiasi Bulu Tangkis Malaysia (BAM) mengambil langkah besar ke depan untuk menjadi mandiri secara finansial setelah setuju untuk menjual properti Taman Maluri mereka dengan harga 52 juta Ringgit Malaysia (sekitar Rp 180 miliar).
Dewan BAM dan pemangku kepentingan dengan suara bulat mendukung penjualan properti Taman Maluri mereka kepada Taylor's Education Group (TEG) dalam rapat umum tahunan kemarin di Bukit Kiara.
BAM memperoleh tanah seluas enam hektar yang disewakan dari pemerintah pada 1990-an dan digunakan untuk menampung akademi mereka.
Baca Juga: Kenny Roberts Tidak Yakin Lorenzo Punya Bakat seperti Rossi Sebelum Yamaha Merekrutnya
Tanah tersebut saat ini ditempati oleh Taylor's International School Kuala Lumpur (TISKL).
Akademi BAM sekarang ada di Akademi Badminton Malaysia (ABM) di Bukit Kiara.
Presiden BAM Tan Sri Norza Zakaria menjelaskan bahwa penjualan tanah akan membuat BAM mandiri secara finansial.
"Ini adalah tonggak penting bagi kami karena merupakan keputusan bulat untuk menjual tanah di Taman Maluri,yang saat ini menampung Sekolah Internasional Sri Garden," kata Norza dilansir BolaSport.com dari Newstraitstimes.
"Disepakati bahwa bisnis kami harus difokuskan untuk menjalankan ABM dan membangun lebih banyak akademi di Malaysia. Makanya keputusan ini disepakati setelah kami melalui proses tender yang menyeluruh," tutur Norza.
"Selama beberapa tahun terakhir, kami telah didekati oleh Taylor untuk memperoleh tanah dari kami. Kami memutuskan untuk membentuk panitia tender dan mengundang proposal dari publik. TEG adalah satu-satunya penawar," ucap Norza.
"Kami menerima proposal TEG sebesar 52 juta RM karena pemerintah hanya akan membiayai operasional ABM hingga tahun ini. Kami harus mandiri secara finansial pada 2022," tutur Norza.
Baca Juga: Mantan Partner Marcus Fernaldi Gideon Klarifikasi Kasus Match Fixing yang Libatkan Namanya
Hasil penjualan akan digunakan untuk membayar kreditor dan mendirikan yayasan untuk menjalankan ABM.
"Yayasan akan ditugaskan untuk menjalankan ABM, mendirikan lebih banyak akademi berdasarkan zona, menyiapkan beasiswa untuk pemain muda ,dan melihat kesejahteraan para pemain," ucap Norza.
"Kami berharap surplus 30 juta RM setelah semua itu. Itu juga akan menyumbang sumber daya kami untuk Olimpiade Paris 2024 dan Olimpiade Los Angeles."
Sementara itu, Norza menambahkan bahwa pengangkatan Robert Gambardella dari (AS) sebagai CEO ABM dapat dibatalkan.
Pria 62 tahun, yang sebelumnya bekerja sebagai kepala Institut Olahraga Singapura (SSI), seharusnya mulai bekerja Agustus lalu, tetapi situasi Covid-19 telah mempersulit kedatangannya.
"Situasi pandemi yang sangat parah di AS, dia kesulitan terbang ke Malaysia. Kami akan melanjutkan serangkaian negosiasi dan akan membuat keputusan minggu depan."
Baca Juga: BAM Dukung Tindakan Tegas BWF Tindak Tegas Orang Malaysia dalam Pengaturan Pertandingan