Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
Sebelumnya, pemain 29 tahun itu bermain di Bulgaria bersama CSKA Sofia.
Penampilan terbarunya untuk timnas Australia pada 2018 pada pertandingan persahabatan melawan Lebanon, dan Juric bertujuan agar itu tidak menjadi yang terakhir.
"Merinding Anda dapatkan ketika Anda berpikir 'Saya di Piala Dunia, kami bermain melawan Prancis, klub tempat para peman ini bermain dan Anda berdiri di lapangan yang sama dengan mereka," ujar Juric.
"Kami berdiri di lapangan menyanyikan lagu kebangsaan dan itu hanya bergema di jiwa Anda. Itu adalah hal-hal yang tidak bisa dibeli dengan uang dan tetap bersamamu selamanya."
Baca Juga: Pelatih Persib Lebih Pilih Singapura daripada Malaysia, Ini Alasannya
Juric mengaku ada rasa frustasi dari pengalaman itu, ia berpendapat bahwa pendekatan yang berbeda dari pelatih kepala Bert van Marwijk mungkin akan memberikan hasil yang bebeda.
"Agar adil, kami melakukan pekerjaan yang fantastis dalam bertahan sehingga tida ada yang mencetak gol dengan mudah melawan kami," kata Juric.
"Dan ketika mereka melakukannya - pertandingan terakhir melawan Peru agak sulit, kami harus keluar dan menyerang, cetak skor, dan menang untuk lolos.
"Saya benar-benar percaya bahwa jika kami memiliki pelatih Australia di belakang kami yang memahami kami sebagai manusia dan mentalitas kami sebagai orang Australia, kami mungkin telah kebobolan lebih banyak gol, tetapi kami akan berjuang, menyerang tim, dan ingin menang.
"Kami melakukannya hingga Piala Dunia. Sayang sekali Ange pergi.
"Kami berjuang di setiap Piala Dunia lain yang pernah kami ikuti, pada yang satu ini saya pikir kami kurang melakukannya sendiri di sisi usaha.
"Kami baik, kami baik. Keyakinan itu adalah faktor utama bgai kami," ujarnya.