Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Pemain yang pernah dirumorkan dengan Persib pada 2019, Tomi Juric berbira tentang alasan ia kembali ke A-Laegua dan frustasi dengan Bert van Marwijk.
Tomi Juric kembali ke A-League dan ingin menggunakan kompetisi domestik sebagai platform untuk kembali ke timnas Australia.
Juric pernah bemain di A-League bersama Adelaide United dan Western Sydney pada 2013-2015.
Ia telah menghabiskan lima tahun terakhir di Eropa, kemudian kembali untuk bermain di Adelaide United tahun lalu.
"Dengan semua pandemi global dan apa yang terjadi, itu menempatkan saya untuk Socceroos lagi, kembali ke rumah," kata Juric, dilansir BolaSport.com dari The World Game.
Baca Juga: Cetak Dua Gol di Laga Internal Timnas U-19 Indonesia, Imam Zakiri Dapat Pujian
"Itu luar biasa.
"Dua tahun tidak terlibat, kehilangan Piala Asia benar-benar memilukan bagi saya. Itu terus memberi saya keinginan untuk bekerja lebih keras, tetapi ketika saya melakukan itu, saya pada dasarnya berlari di tempat ketika pandemi melanda.
"Saya tahu satu-satunya cara untuk kembali ke tim nasional adalah pulang ke rumah dan dimasukkan ke Socceroos lagi."
Sebelumnya, pemain 29 tahun itu bermain di Bulgaria bersama CSKA Sofia.
Penampilan terbarunya untuk timnas Australia pada 2018 pada pertandingan persahabatan melawan Lebanon, dan Juric bertujuan agar itu tidak menjadi yang terakhir.
"Merinding Anda dapatkan ketika Anda berpikir 'Saya di Piala Dunia, kami bermain melawan Prancis, klub tempat para peman ini bermain dan Anda berdiri di lapangan yang sama dengan mereka," ujar Juric.
"Kami berdiri di lapangan menyanyikan lagu kebangsaan dan itu hanya bergema di jiwa Anda. Itu adalah hal-hal yang tidak bisa dibeli dengan uang dan tetap bersamamu selamanya."
Baca Juga: Pelatih Persib Lebih Pilih Singapura daripada Malaysia, Ini Alasannya
Juric mengaku ada rasa frustasi dari pengalaman itu, ia berpendapat bahwa pendekatan yang berbeda dari pelatih kepala Bert van Marwijk mungkin akan memberikan hasil yang bebeda.
"Agar adil, kami melakukan pekerjaan yang fantastis dalam bertahan sehingga tida ada yang mencetak gol dengan mudah melawan kami," kata Juric.
"Dan ketika mereka melakukannya - pertandingan terakhir melawan Peru agak sulit, kami harus keluar dan menyerang, cetak skor, dan menang untuk lolos.
"Saya benar-benar percaya bahwa jika kami memiliki pelatih Australia di belakang kami yang memahami kami sebagai manusia dan mentalitas kami sebagai orang Australia, kami mungkin telah kebobolan lebih banyak gol, tetapi kami akan berjuang, menyerang tim, dan ingin menang.
"Kami melakukannya hingga Piala Dunia. Sayang sekali Ange pergi.
"Kami berjuang di setiap Piala Dunia lain yang pernah kami ikuti, pada yang satu ini saya pikir kami kurang melakukannya sendiri di sisi usaha.
"Kami baik, kami baik. Keyakinan itu adalah faktor utama bgai kami," ujarnya.