Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Presiden Persik Kediri, Abdul Hakim Bafagih mengungkap sejumlah kerugian yang dialami klub akibat ketidakjelasan kompetisi Liga 1 2020.
Menurut Abdul Hakim Bafagih, ketidakpastian kompetisi Liga 1 membuat perencanaan keuangan klub menjadi kacau.
Sebelumnya PSSI dan PT LIB memang berupaya untuk menggelar lanjutan Liga 1 pada Oktober maupun November 2020.
Akan tetapi, upaya tersebut tidak dapat terwujud dikarenakan terkendala izin dari pihak kepolisian.
Hal yang sama juga masih menjadi kendala bagi PSSI dan PT LIB saat ini.
Izin dari pihak kepolisian belum juga dikantongi PSSI dan PT LIB untuk kembali memutar kompetisi Liga 1 2020 pada Februari 2021.
Baca Juga: Everton Nikmati Keuntungan dari Transfer Gratis James Rodriguez
Abdul Hakim mengatakan, kompetisi yang tidak jelas itu juga berimbas dengan sponsor.
"Akibat ketidakjelasan kompetisi sejak Oktober lalu, klub mengalami banyak kerugian," kata Abdul Hakim.
"Yang pertama, perencanaan keuangan kacau dan tidak bisa dirumuskan."
"Kedua, tanggung jawab terhadap mitra sponsor juga tidak dapat dipertanggungjawabkan," ujar Abdul Hakim dalam keterangan resminya.
Baca Juga: Paul Pogba Sebut Manchester United Belum Samai Level Liverpool
Abdul Hakim melanjutkan, klub juga sulit dalam menyusun program dengan Ketidakpastian tersebut.
“Kami kesulitan membuat perencanaan dan program selama kompetisi berhenti tanpa kepastian,” tutur Abdul Hakim.
Abdul Hakim berharap PSSI dapat menentukan keputusan yang terbaik perihal kompetisi.
Pada 15 Januari 2021, Persik Kediri sudah menyampaikan beberapa usulan dalam pertemuan PT Liga Indonesia Baru (LIB) dengan klub Liga 1.
Baca Juga: Conor McGregor Beri Isyarat Akan Hadapi Manny Pacquiao pada Tahun Ini
Nantinya hasil pertemuan tersebut akan disampaikan kepada PSSI untuk dibahas dalam rapat Komite Eksekutif (Exco) pada 20 Januari 2021.
Kompetisi Liga 1 dan Liga 2 2020 akan ditentukan melalui rapat Exco PSSI.
"Kami tahu, sepak bola Indonesia sudah berkembang menjadi lebih baik. Sekarang sudah dikelola swasta dan tidak lagi mengandalkan APBD (anggaran pendapatan dan belanja daerah)," ujar Abdul Hakim.
"Tetapi, meski sudah mandiri, klub sangat bergantung pada federasi (PSSI) dan operator liga (PT LIB). Itu yang harus dipahami,” tutur Abdul Hakim.