Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Bomber Persija Jakarta, Marko Simic, awalnya mempunyai perjalanan karier yang berbanding terbalik dengan saat ini.
Sebagai jebolan pemain timnas U-21 Kroasia, jalan karier Marko Simic melenceng dibandingkan rekan-rekan setimnya.
Namun, semenjak menjajaki kompetisi Asia pada 2015, secara perlahan karier Marko Simic berangsur menanjak.
Puncaknya, saat Super Simic, julukannya, bergabung dengan Persija pada tiga tahun silam.
Awalnya, Simic mulai menggegerkan publik Tanah Air saat melakukan debut di Persija pada ajang pramusim Piala Presiden 2018.
Tak hanya sukses mempersembahkan gelar juara Piala Presiden 2018, ia juga tampil moncer dengan sumbangan 11 gol.
Di musim yang sama, Simic juga berhasil membawa Persija menjuarai Liga 1 2018 setelah 17 tahun berpuasa gelar.
Baca Juga: Fokus Pemulihan, Marco Simic Ditangani Pelatih Modric, Salah hingga Buffon
Ia kemudian mencatatkan namanya sebagai striker tersubur dengan menyabet top scorer Liga 1 2019.
Menurutnya, semua itu adalah buah dari penantian dan kerja kerasnya yang tertunda.
Marko Simic sendiri mengakui bukan hal mudah saat pertama kali beradaptasi di Indonesia, baik dalam hal cuaca maupun karateristik permainan sepak bola.
"Jarang ada orang dari Eropa yang membuat kesuksesan yang lebih serius di sana (Indonesia). Karena sudah lama berada di sana, saya sudah terbiasa dengan iklim dan cara mereka bermain sepak bola," ucapnya dikutip BolaSport.com dari Novilist.hr.
"Mereka (pemain Indonesia) dalam hal teknis sangat bagus dan tentu saja mereka membutuhkan pelatih yang baik untuk mengaturnya," imbuh Simic.
Striker 32 tahun itu pun menceritakan kiprah beberapa mantan pemain asing Persib yang justru berujung kegagalan.
Menurutnya, para pemain tersebut terlalu menganggap enteng sepak bola Indonesia dan kurang mempersiapkan kondisi fisiknya dengan baik.
Baca Juga: Pelatih Timnas Kroasia Diteror Fan Striker Persija Marko Simic
"Ada banyak (nama pemain asing) yang lebih besar dari saya dengan karier yang jauh lebih besar dan mereka gagal."
"Mungkin mereka tidak bermain dengan cukup serius. Michael Essien atau Cole, misalnya."
Mereka diboyong untuk menjadi juara dan klub akhirnya hanya finis di sposisi ke-13. Hal seperti itu terjadi," ucapnya.
Keberadaan Michael Essien dan Carlton Cole di Persib Bandung pada Liga 1 2017 memang tak berjalan mulus, malah sebaliknya.
Keduanya tak sesuai ekspektasi dengan label pemain dari Eropa dan terpaksa harus angkat kaki dari klub.
Bersama Persib, Essien mengemas 30 kali main, 5 gol, dan 1 assist. Sementara Carlton Cole hanya mengemas 5 penampilan tanpa mencetak sebiji gol pun.
"Setelah melewati jalan yang sulit, saya menemukan diri saya. Hal itu bagus, saya termotivasi dan saya memberikan lebih dari seratus persen. Semuanya kembali pada saya," ujar Simic.