Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - CEO Nine Sport, Arif Putra Wicaksono, menyarankan PSSI menggelar kompetisi sepakbola tertutup di Kalimantan Timur.
Nasib Liga 1 2021 yang belum bisa diputuskan dalam waktu dekat memunculkan sebuah wacana lain untuk menggelar kompetisi.
Usulan itu berbentuk saran kepada PSSI supaya menggelar Liga 1 2021 di Kalimantan Timur.
Usulan unik itu datang dari Arif Putra Wicaksono, CEO Nine Sports yang merupakan promotor acara olahraga dan mantan calon Ketua Umum PSSI 2019.
Baca Juga: Piala AFC 2021 - Saigon FC Ingin Jadi Tuan Rumah Grup yang Berpotensi Diisi Persipura
Arif punya pandangan untuk menggelar liga di Kalimantan Timur setelah berkaca pada acara olahraga yang digelar di Amerika Serikat.
Di Negeri Paman Sam itu, beberapa kompetisi olahraga dilaksanakan secara tertutup dengan sistem gelembung (bubble).
"Melihat kondisi dunia dan maraknya inovasi yang terjadi di negara maju, saya sebagai pelaku bisnis sepakbola tergerak untuk ikut berpikir dan mencoba mengusulkan sebuah konsep yang sekiranya layak untuk digunakan di Indonesia," kata Arif kepada wartawan.
Baca Juga: Inter Milan Vs Juventus - Romelu Lukaku Absen, Antonio Conte Punya Senjata Lain
"Berkaca pada keberhasilan sistem bubble yang dilakukan industri olahraga di Amerika MLS (Major League Soccer) dan NBA (National Basket Association) maka sangat layak jika sepakbola Indonesia beradaptasi dengan sistem serupa dengan beberapa penyesuaian," sambungnya.
Untuk menggelar kompetisi dengan sistem gelembung, Arif menilai Kalimantan Timur sebagai daerah yang paling tepat.
Salah satu alasannya adalah Kalimantan Timur menjadi salah satu daerah di Indonesia yang punya banyak stadion.
Setidaknya ada tiga stadion bertaraf internasional di Kaltim, yakni Stadion Palaran, Stadion Aji Imbut, dan Stadion Batakan.
Baca Juga: Tyson Fury Sorot Sumber Petaka Conor McGregor Alami Kekalahan
Kemudian masih ada pula Stadion Segiri, Stadion Madya Sempaja di Samarinda, Stadion Benuo Taka di Balikpapan, dan Stadion Mulawarman di Bontang.
Di sisi lain, dengan hanya ada dua tim asal Kalimantan yang berpartisipasi di Liga 1, gelombang suporter bisa dikendalikan.
"Kedua adalah crowd control dengan cara melihat demographic dan geographic, Kaltim memiliki jumlah penduduk jauh lebih sedikit dibanding Jawa," tutur Arif.
"Juga dengan animo sepakbola yang berbeda dan jarak antara pulau Jawa ke Kaltim akan mempersulit jangkauan para pecinta sepakbola dari pulau Jawa guna menghindari kerumunan berlebih."
Baca Juga: Pelatih Persib Robert Alberts Dijuluki 'Sir Alex Ferguson versi Asia' di Belanda
"Pengamanan yang akan dilakukan pihak berwajib di sekitar stadion maupun daerah perbatasan akan menjadi jauh lebih mudah," ujarnya.
Lebih lanjut, Arif menganggap wilayah Kalimantan Timur sangat cocok untuk promosi daerah percontohan bebas Covid-19 seperti New Zealand.
"Sebagai calon Ibu Kota, Kaltim sangat layak untuk menjadi pusat dari turnamen gabungan klub Liga 1 dan 2 guna menggairahkan ekonomi lokal maupun nasional dan juga menjadi motor bagi industri sepakbola yang paling digemari masyarakat Indonesia."
"Selain itu Kaltim juga sangat layak untuk dipromosikan sebagai daerah percontohan bebas Covid-19 seperti New Zealand (prioritas vaksin dan perketat perbatasan) selaras yang diungkapkan untuk pulau Bali oleh Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Uno yang diungkapkan saat diskusi virtual tema Vaksin & Kebangkitan Pariwisata Indonesia," Arif menegaskan.
Baca Juga: Ditinggal Pergi Sang Striker, Begini Respons Pelatih Persib Bandung
Di satu sisi, usulan Arif tersebut tak bisa dilepaskan dari pertimbangan Kalimantan Timur sebagai salah satu daerah dengan kasus positif virus corona yang cukup tinggi di Indonesia.
Hingga Senin (1/2/2021), sudah ada 41.212 total kasus pasien terjangkit Covid-19 di Kalimantan Timur.
Dari jumlah tersebut, sebanyak 996 orang meninggal dunia.
Jumlah itu dua kali lipat jumlah kasus di Yogyakarta yang sudah mencapai 21.825 kasus positif Covid-19.