Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM- Fisioterapis dari Persita Tangerang berikan tips bagi para pemain agar terhindar dari cedera saat bermain tarkam.
Sepak bola antar kampung atau yang biasa dikenal dengan tarkam kini menjadi solusi para pesepak bola ditengah kondisi kompetisi yang sedang vakum.
Berbagai alasan pesepak bola mengikuti tarkam sendiri kebanyakan karena ingin menjaga kebugaran tubuh dan menjaga sentuhan bolanya.
Namun tak jarang juga yang beralasan ingin menambah penghasilan di saat sumber penghasilan sedang seret akibat tidak ada kompetisi.
Baca Juga: Eks Persiraja Banda Aceh Butuh Waktu untuk Tampil Ganas di Rayong FC
Beberapa klub sepak bola melarang keras para pemainnya untuk ikut terlibat dalam sepak bola tarkam.
Alasannya adalah karena tarkam rawan membuat pemain terkena cedera parah karena di sana juga tidak ada regulasi yang melindungi para pemain.
Meski mendapatkan larangan dari sejumlah klub, fisioterapis Persita, Denny Shulton punya pandangan sendiri soal sepak bola tarkam.
Baca Juga: Piala AFC 2021 - Persipura Berpotensi Lawan Pemain Termahal Liga Singapura Senilai Rp 30 Miliar
Denny merasa dirinya tidak bisa melarang para pemain untuk ikut tarkam.
Namun dirinya merasa sepak bola kampung ini tidak berbaya selama pemain bisa jaga diri.
Jaga diri di sini yang dimaksud adalah pemain bisa menghindarkan dirinya dari kemungkinan terkena cedera.
"Memang bicara soal tarkam kembali lagi ke individunya ya. Mungkin mereka lebih menjaga kondisi dan ball feeling pemain tersebut, saya tidak bisa menilai secara dalam," ujar Denny dikutip Bolasport dari Super Skor.
Baca Juga: Laga Perdana bersama Rayong FC Telan Kekalahan, Eks Pemain Persiraja Tatap Pertandingan Berikutnya
"Yang terpenting terhindar dari cidera agar ketika nanti kick off liga aman tanpa cidera, dan tetep menjalankan protokol kesehatan itu lebih penting untuk menekan laju Covid-19 ini" tambahnya.
Sang fisioterapis menilai cedera yang menyerang pemain saat tarkam tidak hanya berasal dari permainan kasar lawan, namun juga karena kurangnya pemanasan.
Untuk itu Denny memberikan tips bagi pemain yang ingin tarkam agar melakukan pemanasan dulu selama 10 sampai 15 menit sebelum bertanding.
Baca Juga: Daniel Naa, Pemain Garuda Select asal Papua Rangkap Jadi Tukang Cukur
Pemanasan seperti cara di atas bisa membantu pemain terhindar dari risiko cedera saat bertanding tarkam.
"Karena banyak cedera yang berdampak jika tidak pemanasan, maka minimal (pemanasan) 10 hingga 15 menit," ujar Denny.
Sejumlah klub sendiri sejatinya lebih menganjurkan para pemain untuk latihan mandiri saja sebagai ganti dari pertandingan sepak bola.
Baca Juga: Bagus Kahfi Gabung FC Utrecht, Mantan Striker Ajax Amsterdam Akui Masih Betah di Indonesia
Sebab pihak klub juga tidak mau kehilangan pemainnya akibat cedera yang dihasilkan dari bermain tarkam.
Berlatih di lapangan terbuka memang satu-sarunya solusi agar pemain tetap bugar namun tidak kehilangan sentuhan bolanya.
Namun kondisi pandemi dan jadwal kompetisi yang belum pasti membuat sejumlah klub enggan melakukan latihan.
Sejauh ini baru PSMS Medan dan Bali United yang sudah berani memutuskan untuk menggelar latihan bersama-sama.