Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Mengambil kursus kepelatihan merupakan salah satu kegiatan yang banyak dilakukan pemain di tengah ketiadaan Liga 1.
Demikian pula gelandang Persita Tangerang, Taufiq Febriyanto, yang melakukan hal serupa.
Pemain Terbaik Liga 2 2019 itu mengikuti kepelatihan Lisensi D Nasional di Solo, Jawa Tengah pada 30 Januari hingga 6 Februari lalu.
Meski usianya baru menginjak 23 tahun, tetapi Taufiq sudah terpacu untuk mengambil sertifikat pelatih.
“Mumpung kompetisi lagi belum dimulai, sambil menunggu, saya ikut kepelatihan ini. Lumayan bermanfaat juga supaya bisa berkesinambungan dengan jurusan perkuliahan yang saya ambil yaitu Kepelatihan,” kata Taufiq dikutip dari laman resmi klub.
Baca Juga: Gelandang Bhayangkara Solo FC Berlabel Timnas Indonesia Tolak Klub Timor Leste
Selama mengikuti kursus, pemain kelahiran 12 Februari 1997 ini mengaku banyak mendapatkan wawasan baru.
“Banyak ya materi yang diberikan di sana selama kursus. Bagaimana proses melatih, penanganan cedera, mengadakan fast grassroot dan banyak lagi,” ujarnya.
Dengan mengambil kursus, pemain bernomor pungung 88 ini jadi mengetahui mengerti perbedaan menjalankan profesi sebagai pemain dan pelatih.
Ia mengakui menjadi pelatih lebih sulit karena memiliki tanggung jawab yang lebih berat.
“Kalau jadi pelatih, lebih tahu apa yang harus dikoreksi dan apa materi yang pas yang harus disampaikan ke pemain,” kata Taufiq.
“Susah jadi pelatih, karena banyak yang harus dipersiapkan dan dipertanggung jawabkan juga," imbuhnya.
Baca Juga: Arema FC Tak Perpanjang Kontrak Carlos Oliveira, Charis Yulianto, dan Dua Pemain
Meski sudah mengantongi lisensi, Taufiq enggan terburu-buru gantung sepatu.
Ia masih bertekad ingin menjadi pemain profesional dan dipanggil timnas Indonesia.
Karena kompetisi belum jalan, ia ingin memanfaatkan lisensi tersebut untuk melatih di SSB di sekitar rumahnya.
"Belum terpikirkan sih sekarang ini. Tapi nanti jika ada kesempatan dan rezeki, pastinya saya ambil lisensi yang lebih tinggi lagi. Misalnya nanti kepakai, sudah siap dan tidak membuang banyak waktu juga.”
"Pasti saya terapkan, karena itu sudah jadi kewajiban bagi kami yang ikut kursus ini juga. Untuk bisa mengasah skill melatih. Materi seperti Filanesia pasti akan saya share nanti di tiap kesempatan saya bisa melatih,” tutup Taufiq.