Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Jauh dari pukulan yang tampaknya tidak berbahaya, servis pebulu tangkis ganda putri Indonesia, Greysia Polii, memberi dampak pada performanya.
Servis forehand adalah satu elemen menonjol Greysia Polii yang berkontribusi pada performanya bersama Apriyani Rahayu saat menjuarai Thailand Open I 2021 dan mencapai semifinal Thailand Open II 2021.
Sepanjang pertandingan, Greysia Polii membuat lawan gelisah dengan variasi servisnya.
Baca Juga: 'Alex Marquez Harus Hentikan Marc Marquez Beri Saran untuknya'
Belum lama ini, Greysia harus berjuang dengan servis backhand setelah cedera bahu pada 2011. Pergeseran dari servis backhand ke forehand tidak pernah terpikir olehnya karena alasan yang aneh.
"Itu kebanggaan saya. Saya pikir, kenapa, sebagai pemain profesional, saya tidak bisa melakukan servis?" kata Greysia dilansir BolaSport.com dari BWFBadminton.
Jadi, Greysia bertahan dengan servis backhand-nya yang penuh kesalahan sampai pelatihnya, Eng Hian, mengatakan kepadanya bahwa tidak masalah servis apa yang dia gunakan. Yang penting adalah seberapa efektif servis tersebut.
"Saya sangat bodoh," ujar Greysia Polii, yang sekarang menjadi salah satu dari sedikit pebulu tangkis yang sering melakukan servis tinggi forehand pada nomor ganda yang jarang dilakukan.
"Saya mengalami patah bahu pada 2011 dan setelah itu saya tidak bisa mendapatkan servis backhand saya. Saya selalu frustrasi dengan kelemahan saya dalam melakukan servis. Jadi saya terus mencoba, tetapi tetap saja saya akan gugup. Saya tidak tahu kenapa."
"Setelah beberapa lama merenung, saya harus menerima bahwa menolak untuk berubah adalah karena harga diri saya. Dulu saya berkata pada diri saya sendiri: "hai Grey, Anda seorang pebulu tangkis, kenapa Anda tidak bisa melakukan servis?," aku Greysia.
Pemain 33 tahun itu mengaku selalu berpikir dan tidak mendapat jawabanya.
Baca Juga: Marc Marquez Favorit pada MotoGP 2021? Alex Marquez Enggan Menjawab
"Jadi setelah merenungkan ini setelah bertahun-tahun, saya menyadari bahwa saya harus menerima kelemahan ini. Untuk bermain di level profesional, saya harus menerimanya sebagai kelemahan saya dan kemudian membuat strategi ulang," tutur Greysia.
"Pelatih saya bilang, yang penting intinya, bukan metode servisnya. Jadi, saya mengubahnya dari bulan pertama tahun lalu tepatnya sejak Malaysian Masters 2020."
Servis tersebut beguna ketika Greysia bertahan melawan lawan yang tangguh seperti Kim Hye-rin, Lee So-hee, dan Shin Seung-chan.
"Servis tinggi tidak terlalu berisiko. Saya harus mempertajam servis saya, apakah rendah atau tinggi. Saya harus merasa nyaman dulu sebelum saya mengerti maksudnya. Jadi saya perlu melakukan apa pun yang saya suka, apa pun yang membuat saya nyaman," ucap Greysia.
"Anda bisa melakukan variasi seperti servis film. Dengan pukulan keras seperti pemain Korea, kami bisa mempertahankan pukulan keras itu. Ini akan menjadi masalah ganda putra dan campuran karena putra dapat melakukan smes lebih keras."
"Pelatih saya mengatakan kepada saya bahwa saya tidak perlu memikirkan tentang apa yang dikatakan orang lain atau lawan saya, saya hanya perlu memikirkan intinya. Dan itu terbukti berkali-kali," aku Greysia.
Namun ini masih dalam proses. Beberapa milimeter dapat memisahkan servis yang bagus dari yang buruk.
"Ini pekerjaan rumah buat saya. Kebanyakan, pemain yang lebih tua menggunakan servis ini. Saya terus mengawasi mereka. Saya telah membuat servisnya tajam. Saya merasa nyaman, tetapi saya harus terus berlatih, agar lebih tajam dan tajam," ujar Greysia.
Baca Juga: Sean Gelael Raih Kemenangan Perdana pada Balapan Asian Le Mans Series