Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Eks pelatih Juventus, Fabio Capello, sulit menerima penampilan Cristiano Ronaldo pada pertandingan Liga Champions melawan Porto.
Cristiano Ronaldo jadi biang kerok tersingkirnya Juventus di babak 16 besar Liga Champions setelah melakoni laga leg kedua melawan Porto, Rabu (10/3/2021) pukul 03.00 dini hari WIB.
Menghadapi Porto di Allianz Stadium, Ronaldo dkk. sebenarnya menang dengan skor 3-2, tapi hasil tersebut tak cukup untuk membawa mereka melaju ke babak 8 besar.
Secara agregat, Si Nyonya Tua bermain imbang 4-4 setelah kalah 1-2 pada leg pertama.
Skuad Andrea Pirlo akhirnya harus merelakan tempat di fase selanjutnya untuk Porto yang berhak lolos karena agresivitas gol tandang.
Porto, yang bermain dengan 10 orang sejak menit ke-54, menghadirkan mimpi buruk bagi Juventus terutama pada babak ekstra.
Laga berlanjut ke babak tambahan setelah 90 menit rampung dengan skor 2-1.
Petaka diterima Juventus pada menit ke-115 ketika Porto mencetak gol via tendangan bebas Sergio Oliveira pada menit ke-115.
Baca Juga: Cristiano Ronaldo Cs Gugur, Wapres Juventus Ngamuk Tendang Papan Iklan sampai Bergoyang
Ronaldo patut disalahkan dalam terciptanya gol yang membuat skor menjadi imbang 2-2 itu.
Sebagai pagar hidup, Ronaldo melakukan kesalahan fatal yang memuluskan aliran bola ke gawang Juventus.
Dalam tayangan ulang, CR7 tak becus menjadi pagar betis sehingga bola lolos melalui dua sela di kakinya karena sepakan Oliveira mendatar bukan melambung.
Kesalahan Ronaldo tersebut sulit dimaafkan oleh Capello.
“Blunder tersebut tak bisa dimaafkan. Saat saya menjadi pelatih, saya akan memilih pemain yang menjadi pagar betis. Pemain yang mendapat tugas itu tidak boleh pemain yang takut akan bola,” kata Capello.
Baca Juga: Ronaldo Jadi Dalang Tersingkirnya Juventus di Liga Champions, Bagaimana Masa Depannya di Turin?
Sosok yang juga pernah melatih Real Madrid tersebut menilai dua pemain Juventus tak mencerminkan kualitas tersebut.
Mereka adalah Cristiano Ronaldo dan Adrien Rabiot.
“Ronaldo dan Rabiot takut terhadap bola dan menghindar. Kesalahan itu tak bisa dimaafkan.”
“Anda bisa melihat pemain termuda Juventus yang menunjukkan karakter selama momen-momen sulit.”
“Beberapa pemain senior senang mengklaim kemenangan Juventus, tetapi hilang saat mereka kalah,” tutur dia lagi.
Seperti dikutip Bolasport.com dari Opta, untuk pertama kalinya sepanjang sejarah Juventus tersingkir dua kali berturut-turut di babak 16 besar Liga Champions.
Baca Juga: Juventus Sudah Tersisih di Liga Champions, Andrea Pirlo Masih Yakin Takkan Dipecat
Antara 1996-1997 hingga 2017-2018 atau musim terakhir sebelum diperkuat Ronaldo, Juventus padahal bisa 5 kali mencapai final Liga Champions.
Ronaldo tidak pernah berhasil membawa Juventus mencapai titik lebih tinggi dari perempat final.
Performa Juventus malah cenderung memburuk dari musim ke musim bersama mantan pemain Manchester United ini.
Musim lalu langkah Ronaldo dkk terhenti di babak 16 besar di tangan klub bukan unggulan, Lyon.
Musim ini sekali lagi langkah Juventus terhenti di fase yang sama.
Padahal, Ronaldo sengaja direkrut Juventus pada 2018-2019 untuk mendongkrak performa mereka di Liga Champions.
Pelatih Juventus, Andrea Pirlo, angkat bicara soal kritik Capello.
“Kami sudah memilih para pemain untuk menjadi pagar betis. Momen ini tak pernah terjadi sebelumnya. Mungkin mereka bolanya masih jauh dan tidak menganggapnya berbahaya,” ujar Pirlo.
“Mereka melakukan kesalahan yang biasanya terjadi. Para pemain tidak menilai tendangan bebas itu berbahaya, sehingga kami kebobolan,” kata dia melanjutkan.