Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Ada lima alasan Khabib Nurmagomedov memilih pensiun adalah pilihan bijak.
BolaSport.com mengutip Sportskeeda yang telah membuat opini terkait mengenai nasib Khabib Nurmagomedov sebagai petarung MMA.
Sepanjang kariernya, Khabib Nurmagomedov (29-0) telah membuat aura positif disekelilingnya sebagai jagoan terhebat di dunia.
Si Elang berasal dari sebuah pegunungan yang terletak di Dagestan, Rusia, untuk merantau ke UFC yang berada di Amerika Serikat.
Baca Juga: Mau Pindah MMA, Juara Tinju Dagestan Ini Bakal Minta Saran Khabib dan GSP
Bergabung dengan UFC merupakan impian setiap petarung MMA lantaran disana tempatnya jagoan-jagoan terhebat berkumpul.
Nurmagomedov mengumumkan gantung sarung tangan MMA setelah mengalahkan Justin Gaethje pada Oktober 2020 lalu.
Keputusan Nurmagomedov itu awalnya tidak direstui oleh Presiden UFC, Dana White, yang takut kehilangan anak emasnya.
Setelah lima bulan berlalu, White akhirnya mengizinkan Nurmagomedov untuk hengkang dari olahraga yang membesarkan namanya.
Tanpa perlu berlama-lama, berikut 5 alasan Khabib Nurmagomedov memutuskan pensiun adalah pilihan bijak:
1. Faktor kematian ayah Nurmagomedov
Ayah Nurmagomedov, Abdulmanap, meninggal dunia karena komplikasi penyakit yang timbul akibat COVID-19 pada Juli 2020 lalu.
Bukan rahasia bahwa Nurmagomedov bisa menjadi hebat karena polesan tangan dingin ayahnya, Abdulmanap.
Abdulmanap sendiri dikenal pintar dalam mendidik murid-muridnya untuk mengorbitkan jagoan hebat.
Sebelumnya sempat muncul perdebatan mengenai nasib petarung 32 tahun itu ketika ditinggal Abdulmanap selama-lamanya.
Dan kini sudah terjawab, Nurmagomedov memilih pensiun.
Baca Juga: Jika Jorge Lorenzo Jahat, Valentino Rossi Sudah Terlantar sejak Dulu
2. Sudah terlanjur berjanji kepada Ibunya
Nurmagomedov selama ini dikenal sebagai sosok yang patuh dengan orang tua.
Hal pertama yang diucapkan mantan juara kelas ringan UFC itu ketika mengumumkan pensiun adalah sudah berjanji tidak bertarung lagi dengan sang ibu.
Ibu Nurmagomedov telah meminta anaknya tidak bertarung lagi setelah kematian suaminya.
Nurmagomedov tidak ingin mengecewakan ibunya, sehingga dia memegang kata-katanya kepada orang yang disayangnya.
Baca Juga: Lee Zii Jia Jadi Pebulu Tangkis Keenam Malaysia yang Raih Gelar All England Setelah Lee Chong Wei
3. Pertarungan Nurmagomedov vs GSP adalah mimpi belaka
Jelang duel melawan Justin Gaethje pada UFC 254, Nurmagomedov sering menyatakan ingin menghadapi Georges St-Pierre sebagai lawan terakhirnya.
Tujuan petarung berambut plontos itu melawan Georges St-Pierre adalah untuk menyelesaikan rekornya menjadi 30-0, sesuai keinginan Abdulmanap.
Seiring berjalannya waktu, duel untuk menghadapi GSP sangat sulit diwujudkan oleh Nurmagomedov.
Pasalnya, kedua jagoan sama-sama tidak menginginkan untuk pindah divisi.
Nurmagomedov tetap kekeuh bertarung di kelas ringan, sedangkan GSP meminta di kelas welter atau menengah.
Baca Juga: Tanpa Gelar All England dan Alami Delay, Tim Bulu Tangkis Indonesia Pulang Terhormat
4. Menjaga rekor sempurna Nurmagomedov
Nurmagomedov merupakan petarung yang berhasil menjaga rekor tak terkalahkan sampai pensiun.
Dia juga mempunyai nama-nama besar yang sudah dikalahkan selama kariernya di MMA.
Conor McGregor, Dustin Poirier, Justin Gaethje, dan Rafael dos Anjos, adalah segelintir nama-nama kuat di divisi kelas ringan.
Namun, Si Elang mampu menumbangkan keempat petarung diatas.
Baca Juga: Manuver Khabib Nurmagomedov Setelah Pensiun Dibongkar Orang Terdekat
5. Nurmagomedov tidak memiliki tantangan hebat di kelas ringan
Petarung kelas ringan ramai-ramai melontarkan tantangan kepada Nurmagomedov.
Michael Chandler dan Charles Oliveira adalah kedua nama yang paling santer menginginkan menghadapi Khabib Nurmagomedov.
Namun, dari semua petarung yang menyatakan tantangan, Nurmagomedov tidak pernah menggubrisnya.
Aslinya, Nurmagomedov sempat tertarik untuk melawan rival terkutuknya, Tony Ferguson.
Sayangnya, Tony Ferguson sudah memasuki masa uzur karena usianya 38 tahun.
Peforma bertarungnya sudah tidak baik, sehingga menerima kekalahan beruntun dari Justin Gaethje dan Charles Oliveira.
Baca Juga: Kalimat Menohok Fajar Alfian untuk All England Open 2021 yang Jadi Mimpi Buruk Indonesia