Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Pengalaman buruk di All England Open 2021 diharapkan bisa dibalas para pebulu tangkis Indonesia dengan prestasi pada Olimpiade Tokyo 2020.
Perlakuan tidak menyenangkan yang dialami tim bulu tangkis Indonesia pada All England Open 2021 menjadi topik yang ramai dibicarakan dalam sepekan terakhir.
Seperti diketahui, tim bulu tangkis Indonesia dipaksa mundur dari All England Open 2021 setelah terseret kasus Covid-19.
Hendra Setiawan dkk. diketahui satu pesawat dengan penumpang yang positif Covid-19 sehingga diharuskan melakukan isolasi mandiri selama 10 hari.
Baca Juga: Jadwal Orleans Masters 2021 - Debut Putri KW dan Partai Chico Vs Si Kuda Hitam di All England
Fakta bahwa perintah melakukan isolasi mandiri berasal dari otoritas kesehatan Inggris tidak membuat para pemain legawa dikeluarkan dari All England Open 2021.
Di samping tidak adanya transparansi, para pemain tanah air juga mengecam sikap Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF) yang lepas tangan terhadap mereka.
Tim Indonesia lanngsung diminta meninggalkan arena. Tidak ada upaya dari BWF maupun panitia untuk menjembatani komunikasi dengan pihak NHS.
Pemain, pelatih, dan ofisial hampir terisolasi selama 10 hari andai tidak ada campur tangan dari Kedutaan Besar RI di Inggris untuk mengatur jadwal kepulangan yang lebih cepat.
Baca Juga: Update Peringkat BWF - Yuta Watanabe Nyaris Dekati Ahsan/Hendra dan Tempel Praveen/Melati
Alhasi. permintaan maaf secara tertulis dari Presiden BWF, Poul-Erik Hoyer, melalui Kementerian Pemuda dan Olahraga RI dirasa tidak cukup untuk menyelesaikan masalah.
Marcus Fernaldi Gideon dan Greysia Polii yang menjadi perwakilan atlet Indonesia di All England Open 2021 menuntut BWF untuk benar-benar berbenah.
"Menurut saya, harusnya masalah ini harus diperjelas ya, karena pertandingan menuju Olimpiade semakin sedikit," kata Marcus, dilansir BolaSport.com dari Badminton Indonesia.
"Takutnya nanti ada apa-apa di jalan, BWF lepas tangan lagi seperti ini. Kami maunya ada pertanggungjawabannya tidak hanya melalui surat," imbuhnya.
Baca Juga: Surat Resmi Permintaan Maaf BWF kepada Indonesia soal All England, Diterima Tidak?
Bicara soal Olimpiade, kisruh di All England Open 2021 makin mengurangi kesempatan bertanding pemain tanah air untuk menghadapi pesta olahraga terbesar di dunia tersebut.
Lebih-lebih, BWF belum dapat memastikan perhelatan berbagai turnamen akibat pandemi Covid-19 yang belum mereda.
Setelah All England Open 2021, BWF sejauh ini hanya merencanakan tiga turnamen level atas sebelum Olimpiade Tokyo 2020 pada 24 Juli - 2 Agustus mendatang.
Tiga turnamen tersebut adalah India Open 2021 (Super 500) pada 11-16 Mei, Malaysia Open 2021 (Super 750) pada 25-30 Mei, dan Singapore Open 2021 (Super 500) pada 1-6 Juni.
Baca Juga: Marcus Fernaldi Tolak Permintaan Maaf BWF dan Tuntut Pertanggungjawaban untuk Ajang Mendatang
Namun, keterbatasan itu tidak menyurutkan semangat juang para pemain Indonesia. Hal itu seperti dikatakan oleh Greysia Polii.
Pemain ganda putri veteran tersebut justru melihat pengalaman pahit di All England bakal mampu mendongkrak motivasi rekan-rekannya untuk berprestasi di Olimpiade.
"Untuk masalah All England sudahlah, kita sudah tidak bisa bertanding lagi," ujar Greysia.
"Masih ada tiga pertandingan ke depan sebelum Olimpiade, dan justru ini adalah sebuah tempaan dan ujian yang bagus buat kita di sini karena kita dikasih tantangan."
"Intinya ini positif dan menjadi motivasi tambahan untuk meraih prestasi lagi yang puncaknya ada di Olimpiade nanti," tutur Greysia menutup.
Baca Juga: Greysia Polii Tampar BWF, Kritik Komunikasi Satu Arah dan Kegagalan Lindungi Atlet Indonesia
Indonesia berpeluang mengirimkan delapan wakil pada Olimpiade Tokyo 2020.
Pada nomor ganda putra ada Anthony Sinisuka Ginting dan Jonatan Christie yang secara berurutan menempati peringkat 5 dan 7 dalam kualifikasi Olimpiade Tokyo.
Gregoria Mariska Tunjung berpotensi besar menjadi satu-satunya wakil tanah air di nomor tunggal putri. Pun demikian dengan Greysia Polii/Apriyani Rahayu di nomor ganda putri.
Sementara itu, Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo dan Mohammad Ahsan/Hendra Setiawan sudah dipastikan menjadi amunisi Indonesia di nomor ganda putra.
Terakhir, ada Praveen Jordan/Melati Daeva Oktavianti dan Hafiz Faizal/Gloria Emanuelle Widjaja pada nomor ganda campuran meski pasangan yang disebut terakhir belum aman.
Baca Juga: Tanpa Gelar All England dan Alami Delay, Tim Bulu Tangkis Indonesia Pulang Terhormat