Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Bintang AC Milan, Zlatan Ibrahimovic, gagal menggenapi karier di Eropa karena pernah mengajukan tuntutan gaji bak dewa.
Zlatan Ibrahimovic telah melanglang buana di Eropa sepanjang kariernya sebagai pesepak bola profesional.
Sebelum berlabuh di AC Milan untuk kedua kalinya pada awal tahun 2020, Ibrahimovic telah bermain bersama beberapa klub raksasa Benua Biru.
Dari lima liga top Eropa, Ibrahimovic pernah mencicipi Liga Italia tak hanya bersama AC Milan saja, tetapi juga Juventus dan Inter Milan.
Sementara itu, bomber asal Swedia ini memiliki pengalaman bersaing di Liga Inggris dengan memperkuat Manchester United.
Adapun atmosfer Liga Spanyol dan Liga Prancis dirasakan Ibrahimovic ketika berseragam Barcelona dan Paris Saint-Germain.
Namun, penyerang berusia 39 tahun ini belum menggenapi pengalamannya di Eropa karena melewati satu dari lima liga elite-nya, yakni Bundesliga.
Selama dua dekade karier profesionalnya, Ibrahimovic belum pernah tampil di kasta tertinggi kompetisi sepak bola Jerman itu.
Padahal, dia pernah punya kesempatan untuk memperkuat salah satu tim raksasa ajang itu, Bayern Muenchen.
Hal itu bermula Bayern Muenchen menaruh minat pada Ibrahimovic dan bahkan sampai mengadakan pembicaraan kontrak dengan striker tersebut.
Namun, menurut mantan Presiden Bayern Muenchen, Uli Hoeness, kepindahan Ibrahimovic ke Jerman akhirnya gagal.
Hoeness mengungkapkan langkah itu tidak berhasil karena tuntutan gaji striker yang terlalu tinggi.
Baca Juga: Saktinya Zlatan Ibrahimovic, Sudah Tahu bakal Cetak Assist 10 Detik sebelum Gol Swedia
Andai negosiasi dengan Muenchen saat itu sukses, maka Ibrahimovic tentu saat ini sudah menggenapi pengalamannya bermain di lima liga top Eropa.
"Dia pemain hebat, tetapi tuntutan (gajinya) juga seperti dewa," kata Hoeness, dikutip BolaSport.com dari Daily Mail.
"Kami pernah tertarik padanya sekali, tetapi bahkan belum sampai ke hidangan utama, itu sudah gagal," ujar sosok yang kini jadi Dewan Pengawas Bayern Muenchen itu.
Pelatih tim junior Muenchen antara 1995-2009, Bjorn Andersson, juga mengungkapkan bahwa juara bertahan Bundesliga itu punya kesempatan untuk merekrut Ibrahimovic pada 2001.
Namun, klub Ibrahimovic pada saat itu, Malmo FF, menginginkan terlalu banyak uang untuk sang pemain.
Ibrahimovic kemudian bergabung dengan tim Eredivisie, Ajax, sebagai gantinya.
"Kami telah melakukan kontak dengan (mantan direktur olahraga Malmo FF) Hasse Borg," ucap Andersson pada 2017 lalu kepada situs sepak bola Swedia, Fotbollskanalen.
"Tapi Muenchen menolak karena terlalu banyak uang yang diminta untuk pemain muda."
Baca Juga: Ibrahimovic di Mata Bek Subur AC Milan: Tukang Intimidasi Sekaligus Tuhan yang Dihormati
"Itu keputusan yang tepat. Muenchen telah memenangkan lebih banyak gelar daripada Ajax dan Juventus. Itu penting pada akhirnya. Mereka tidak melakukan kesalahan apapun."
"Juga, bagi Ibrahimovic, kepindahan ke Belanda tepat. Siapa yang tahu apakah mentalitas Jerman cocok untuknya," ujar Andersson.
Berbicara pada 2013 saat dia bermain untuk PSG, Ibrahimovic memuji Muenchen sebagai salah satu dari lima klub teratas di dunia dan sekaligus membuka pintu untuk pindah ke Allianz Arena.
"Tentu saja Bundesliga bisa menarik minat saya," tutur Ibrahimovic.
"Jika saya bermain di Jerman suatu hari nanti, itu akan terjadi di Muenchen. Bagi saya, ini adalah salah satu dari lima klub terbesar di dunia."
"Saya telah tinggal di lima negara; Swedia, Belanda, Italia, Spanyol, dan sekarang Prancis, dan belajar tentang orang-orang dan budayanya. Itu telah membentuk saya," ujarnya mengakhiri.
Baca Juga: Jelang Debut Zlatan Ibrahimovic, Masih Ingat Gol Mustahilnya via Salto dari Jarak 32 Meter?
Mengingat kontribusi gol dan trofi yang perna diraihnya, wajar untuk berasumsi bahwa Ibrahimovic akan menemukan kesuksesan bersama Muenchen.
Bahkan sekarang, Ibrahimovic terbukti menjadi salah satu penyerang paling mematikan di Eropa meski usianya nyaris menyentuh kepala empat.
Bersama AC Milan, Ibrahimovic telah mencetak 17 gol dalam 23 penampilan di semua kompetisi.