Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Pelatih Barito Putera, Djadjang Nurdjaman perpanjang rekor gemilangnya di kancah turnamen pramusim Liga Indonesia.
Rekor gemilangnya tersebut adalah selalu lolos ke babak semifinal turnamen pramusim sejak 2015 lalu.
Tentu hal tersebut menjadi catatan impresif Djadjang Nurdjaman di kancah sepak bola Indonesia.
Djanur, sapaan akrab Djadjang Nurdjaman pun tak sungkan menyebutkan bahwa dirinya selalu naik podium di empat turnamen Piala Presiden.
Baca Juga: Terdepak dari Piala Menpora 2021, Pelatih Arema FC: Ini Dia Biang Masalahnya...
"Dari 4 Piala Presiden yang saya lalui bersama empat tim berbeda hasilnya saya selalu naik podium," katanya saat jumpa pers usai pertandingan, Selasa (30/3/2021).
Catatan terbaiknya di Piala Presiden adalah pada tahun 2015.
Saat itu Djanur sukses membawa Persib Bandung menjadi juara pada ajang tersebut.
Baca Juga: Lupakan Piala Menpora, Ini Rencana Baru Arema FC di Tahun 2021
Disusul dengan runner-up Piala Presiden 2019 bersama Persebaya Surabaya.
"Juara pada tahun 2015 bersama Persib, juara ketiga bersama Persib juga, Juara empat bersama PSMS Medan, dan runner-up bersama Persebaya," jelasnya
Hanya dari kegemilangannya itu tersimpan ironi kala melakoni kompetisi resmi.
Sejak 2017, Djanur selalu terhenti di tengah musim karena penurunan performa.
Baca Juga: Makna Selebrasi Ezra Walian Usai Cetak Gol Debut untuk Persib
Pada 2017 ia resign dari Persib Bandung pada pertengahan musim dan pindah ke PSMS Medan.
Setelah membawa PSMS Medan hingga babak semifinal Piala Presiden 2018, Djanur berhenti di tengah jalan karena di pecat.
Begitu juga saat di Persebaya Surabaya, ia berhenti di tengah jalan karena dipecat.
Baca Juga: Gol Anak Asuh Shin Tae-yong ke Gawang Arema FC Bikin Takjub Pelatih PSIS
"Saat ditanya kompetisi justru gagal bahkan sampai dipecat. Saya sudah tahu persis jawabannya," bebernya.
Mantan pelatih Persib Bandung yang bawa juara liga pada 2014 lalu itu berujar bahwa pemecatan terjadi karena gagal merekrut pemain yang diinginkan.
Alhasil apa rencana yang sudah dibuat tak bisa berjalan sesuai dengan rencana dan membuat performa timnya pincang.
"Yang pasti saya selalu gagal merekrut pemain yang saya inginkan. Akhirnya dapat yang tidak sesuai dan hasilnya seperti yg saya alami," ujarnya.
Baca Juga: Komentar Gelandang Timnas U-22 Indonesia usai Arema FC Tersingkir