Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Juventus diduga melakukan diskriminasi karena perlakuan khusus terhadap Cristiano Ronaldo dibandingkan rekan-rekan setimnya dalam penegakan aturan di klub.
Media top Italia, La Repubblica, menyoroti perbedaan perlakuan Juventus terhadap Cristiano Ronaldo, yang terkesan berkali-kali lolos dari hukuman pelanggaran oleh klub.
Sementara itu, rekan-rekannya yang lain tak punya kekebalan sanksi serupa.
Petinggi Juventus marah saat mengetahui tiga personel mereka terlibat dalam pesta terlarang di tengah lockdown pada Rabu (31/3/2021) malam waktu setempat.
Pesta itu digagas gelandang Juve, Weston McKennie, di kediamannya di Turin.
Saat warga Italia masih dikenai aturan pembatasan sosial akibat COVID-19, McKennie malah mengadakan acara yang dihadiri 10-20 orang.
Baca Juga: Gak Kapok Kena COVID-19 dengan Ikut Pesta, Dybala Beri Penjelasan dan Minta Maaf
Pesta terpaksa dibubarkan pihak berwenang setempat karena ada laporan keresahan dari warga sekitar.
Dalam kegiatan terlarang itu, Paulo Dybala dan Arthur Melo juga hadir.
Dybala mengaku salah atas perbuatan bandelnya, walau dia sendiri pernah terpapar COVID-19 tahun lalu.
"Saya tahu bahwa pada saat yang sulit di dunia karena COVID, akan lebih baik untuk tidak membuat kesalahan, tapi saya salah tetap keluar untuk makan malam," tutur Dybala.
"Itu bukan pesta, tapi tetap saja itu kesalahan dan saya minta maaf," kata Dybala dalam klarifikasi di Instagram.
Dilansir BolaSport.com dari Tuttosport sebelum adanya keputusan resmi dari klub, potensi sanksi serius bisa diterapkan Juventus terhadap trio badung tersebut.
Baca Juga: Dapat Baju GOAT, Cristiano Ronaldo Mandul dan Malah Bonyok Kena Lutut Pemain 1,9 Meter
Hukuman yang dijatuhkan dapat berupa potongan gaji sampai 30 persen, hingga pelarangan berlatih bersama tim dan dicoret dari skuad buat menghadapi Torino, Sabtu (3/4/2021).
Pelatih Andrea Pirlo akhirnya mengumumkan sanksi yang disebut terakhir, di mana trio pesta tadi tak dipanggil buat melawan Torino.
Hal itu yang menjadi sorotan La Repubblica karena Cristiano Ronaldo pernah beberapa kali dituding melakukan pelanggaran serius.
Tetapi anehnya, dia terkesan selalu lolos dari sanksi klub.
Beberapa pelanggaran disebutkan La Repubblica.
Pada Oktober lalu, dia melanggar aturan karantina dengan meninggalkan gelembung isolasi klub di Hotel Juventus.
Padahal, agar bisa meninggalkan lokasi tersebut, seseorang harus menjalani 3 kali tes usap terlebih dahulu.
Baca Juga: Sultan Mah Bebas, Ini Deretan Kasus Ronaldo di Juventus Selama Pandemi COVID-19
Kala itu, Ronaldo meninggalkan isolasi untuk memperkuat timnas Portugal.
Di Portugal, dia berkumpul bersama rekan-rekannya di sebuah pesta tanpa menerapkan protokol kesehatan, lalu terpapar virus korona.
Kemudian, Ronaldo pulang dari Portugal ke Italia dalam kondisi positif COVID-19 dengan menggunakan pesawat ambulans pribadi.
Dia tak menjalani karantina di negara kelahirannya itu sampai dinyatakan negatif.
Sepulangnya dari Portugal, ia baru menjalani isolasi mandiri selama 19 hari sebelum dinyatakan pulih.
Dugaan pelanggaran paling hangat jelas terjadi ketika dia mengadakan liburan romantis bersama Georgina Rodriguez, Januari lalu.
Masih dalam masa pembatasan akibat pandemi COVID-19, Ronaldo berlibur ke daerah zona oranye atau terdampak serius oleh bahaya virus.
Manusia rekor asal Portugal itu berkendara dari Turin kira-kira selama dua jam ke Valle d'Aosta.
Ronaldo dan Georgina tiba di lokasi liburan singkat mereka pada Selasa (26/1/2021) setelah sesi latihan pagi di Juventus.
Baca Juga: Cristiano Ronaldo Cetak Gol Hantu, Karma dan Dusta Gianluigi Buffon Diungkit-ungkit Warganet
Ronaldo bahkan sudah janjian dengan Pirlo untuk tidak dilibatkan dalam partai kontra SPAL di perempat final Coppa Italia.
Superstar berusia 35 tahun itu menginap di Hotel Le Massif Courmayeur, sebuah resor pegunungan "kelas sultan".
Sebuah postingan memperlihatkan mereka sedang naik mobil salju beredar di medsos dan mengusik petugas berwenang.
Pada Kamis (28/1/2021), Georgina juga mengunggah foto mereka sedang berenang di fasilitas spa mewah yang diyakini lokasinya bukan di Turin.
Sebelum itu, sensasi lain dibikin Ronaldo pada masa libur Natal.
Dia bersama keluarganya terbang ke Dubai guna menghadiri seremoni Globe Soccer Awards.
Ronaldo diperbolehkan pergi dengan izin alasan pekerjaan.
Namun, tidak seperti warga biasa kebanyakan, Sang Sultan dari Madeira ini tak diwajibkan menjalani karantina lagi sepulangnya dari luar negeri.
Dijelaskan oleh otoritas berwenang di Turin bahwa para pesepak bola seperti Ronaldo mengikuti protokol kesehatan terpisah.
Di luar perihal karantina, CR7 juga diduga beberapa kali melakukan protes keras kepada wasit ataupun mencemooh lawan.
Tapi, tak ada sanksi melayang dari klub. Setidaknya, kalaupun memang ada, itu tak dipublikasikan luas kepada khalayak.
La Repubblica menyentil bahwa dalam kasus Ronaldo, klub seolah tutup mata selama Juventus menang dan sang bintang terus tampil moncer.
Beda halnya dengan saat ini, di mana kondisi Juventus sedang dalam sorotan akibat kekalahan dari Benevento dan tersingkir di Liga Champions, serta tertinggal jauh dari Inter Milan di klasemen Liga Italia.
Apalagi, dua "tersangka" dalam pesta kemarin, Dybala dan Arthur, sedang tidak prima kondisinya.
Dybala terus dikaitkan dengan kabar pindah seturut penurunan performanya di Juventus dan tidak lagi jadi pilihan utama.
Adapun Arthur masih melekat dengan cap tukang blunder akibat perannya dalam kekalahan dari Benevento.
Akibatnya, cap rekrutan gagal pun kerap disematkan kepada eks gelandang Barcelona yang baru dicomot lewat barter dengan Miralem Pjanic tersebut.