Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Sebuah pernyataan dari asisten pelatih memberikan alasan kuat terkait gagalnya Paul Pogba Hungaria, Dominik Szoboszlai, merapat ke AC Milan.
Nama gelandang kiri RB Salzburg, Dominik Szoboszlai, sempat masuk dalam daftar buruan AC Milan pada bursa transfer musim panas 2020.
Perekrutan pemain baru pada bursa transfer musim panas 2020 menjadi kunci untuk membangun kembali kejayaan AC Milan, baik di Liga Italia maupun Eropa.
Dominik Szoboslai masuk sebagai target yang diincar oleh I Rossoneri guna memenuhi ambisi tim.
Baca Juga: Cristiano Ronaldo Cuekin Bek Atalanta saat Ngemis Jersey, Bikin Malu Seumur Hidup
Szoboszlai dijuluki 'Paul Pogba dari Hungaria' karena gaya permainannya mirip dengan gelandang Manchester United, Paul Pogba.
Kemampuan melepas umpan kunci, melakukan tembakan jarak jauh, memiliki visi bermain bagus, dan punya kedisiplinan menjadi atribut yang dimiliki oleh Szoboszlai.
Kualitas yang dimiliki Szoboszlai membuatnya layak menjadi playmaker dan dibandingkan dengan Paul Pogba.
Rencana perekrutan pemain berusia 20 tahun tersebut tak main-main seiring keseriusan Milan yang juga berupaya mengangkat Ralf Rangnick.
Baca Juga: Barcelona Vs Real Valladolid - Waktunya Lionel Messi Cs Salip Real Madrid dan Pepet Atletico Madrid
Ralf Rangnick sempat diisukan bakal menangani Milan jelang bergulirnya musim 2020-2021.
Rangnick sendiri telah memberi lampu hijau kepada Milan perihal rencana transfer Szoboszlai.
Juru taktik asal Jerman tersebut diproyeksikan bakal menjabat sebagai pelatih sekaligus direktur teknik AC Milan.
Namun, perbedaan pandangan dan pendapat dalam internal Milan membuat suara terbelah, terutama soal pengangkatan Rangnick dan mempertahankan Stefano Pioli.
Baca Juga: Ronaldo Ogah Berikan Kostumnya ke Lawan, Messi Juga Pernah Gara-gara Baper
Situasi tersebut memakan korban dengan keluarnya Zvonimir Boban dalam jajaran direksi Milan akibat menentang keras perekrutan Rangnick.
Pada akhirnya I Rossoneri tetap mempekerjakan Stefano Pioli sebagai pelatih dengan memberikan kontrak baru.
Di sisi lain, AC Milan akhirnya gagal mengangkat Rangnick sebagai pelatih.
Pada kesempatan lainnya, Szoboszlai, yang diincar Milan, justru berlabuh ke klub Bundesliga, RB Leipzig.
Baca Juga: Manchester United Terancam Kehilangan Anthony Martial Sampai Akhir Musim
Pada jendela transfer musim dingin 2021, RB Leipzig resmi mendapatkan pemain kelahiran Budapest tersebut.
Szoboszlai ditebus dengan biaya sebesar 25 juta euro (sekitar Rp 432 miliar), sesuai dengan klausul pelepasan yang disematkan dalam kontraknya di RB Salzburg.
Szoboszlai dikontrak oleh Die Roten Bullen selama 4,5 musim, yang membuatnya bakal menetap di Red Bull Arena hingga Juni 2025.
Terkait ketertarikan Milan kepada Szoboszlai, asisten pelatih timnas Hungaria, John Constantine, mempunyai cerita tersendiri.
Baca Juga: Bakar Kembang Api di Ruang Ganti, Resep Man United Comeback di Kandang Sendiri
John Constantine, yang menjadi tangan kanan Marco Rossi di timnas Hungaria, mengungkapkan latar belakang keputusan Szoboszlai untuk menolak Milan dan bergabung dengan Leipzig.
Alasan kuat yang mendasari Szoboszlai tidak berlabuh ke AC Milan adalah kegagalan Rangnick menjadi pelatih kepala Milan.
"Ya, dia memberi tahu saya bahwa ada ketertarikan dari Milan, kemudian dia memilih jalan lain," kata Constantine, dikutip BolaSport.com dari Caclciomercato.
"Kami berteman sangat baik dengan Dominik, dia bertanya kepada saya tentang Liga Italia dan ada tim Italia yang berminat padanya, saya tidak mengatakan yang mana, tetapi ada."
Baca Juga: Mason Greenwood Cetak Gol Kemenangan bagi Man United, Begini Wejangan dari Bruno Fernandes
"Dia sangat dekat dengan Milan, kemudian Milan menghadapi situasi yang berbeda dengan pelatih, dengan seseorang yang harus datang dan tidak datang."
"Saat itu adalah negosiasi yang sangat panjang. Kegagalan Rangnick menjadi pelatih jelas mengubah segalanya."
"Menurut saya, Dominik membuat pilihan yang tepat, bersama dengan agennya, dengan pergi ke klub yang mirip dengan Salzburg, di mana dia bisa berkembang dan bermain dalam sistem yang sama."
"Seandainya dia bermain di Italia, dia akan mengalami lebih banyak kesulitan dari sudut pandang taktis," ujar Constantine melanjutkan.