Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Geger dan runtuhnya Europan Super League atau Liga Super Eropa (LSE) minggu lalu mengungkap banyak hal yang menarik.
Ada yang bilang ini peristiwa inspiratif karena keberhasilan pendukung sepak bola melawan dan menghentikan keserakahan penguasa klub.
Ada yang bilang ini pertarungan antara dua kelompok yang sama-sama tercela, yakni LSE dan Uni Sepak Bola Eropa (UEFA).
Citra UEFA juga tidak bagus-bagus amat.
Ada juga yang bilang ini kemunduran bagi industri sepak bola karena sesungguhnya model bisnis yang ditawarkan oleh LSE bisa menguntungkan banyak pihak.
Baca Juga: European Super League Tinggal Sisakan Real Madrid dan Barcelona, Koeman Kritik UEFA Mata Duitan
Di tengah banyaknya kesimpulan, banyak juga pertanyaan yang muncul.
Mengapa ini bisa terjadi? Apakah benar kapitalisme adalah biang keladinya?
Gimana caranya mengendalikan hasrat dominasi untuk menciptakan kompetisi yang sehat?
Bagaimana menyelamatkan misi HAM dari sepak bola saat ini? Apa sih hubungannya dengan Krisis Iklim?
Nah, semua kesimpulan tersebut akan diklarifikasi.
Baca Juga: Presiden UEFA: Liga Champions Tanpa Real Madrid dan Barcelona, No Problem!
Semua jawaban dari pertanyaan tersebut akan dibeberkan demi segera terwujudnya dunia sepak bola Indonesia yang bersih, adil dan lestari.
Gabunglah dalam perjuangan ini dengan ikutan diskusinya bersama kami!
Pemantik Diskusi:
- Daniel Hutagalung (Akademisi, Kopites)
- Defrio Nandi (Pegiat Pemulihan Iklim, Milanisti)
- Haris Azhar (Advokat HAM, Mancunian)
- Ignatius Indro (Ketua Persatuan Suporter Tim Nasional Indonesia, Kopites)
- Zoya Amirin (Psikolog, Kopites)
Moderator: John Muhammad (Presidium Partai Hijau Indonesia, Mancunian)