Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - The Apprentice: ONE Championship Edition kembali hadir pada hari Senin (10/5/2021) dengan tayangan episode 8.
Delapan kandidat masih bertahan saat persaingan semakin ketat dan eliminasi terus terjadi di ruang rapat.
Legenda MMA dan Vice President ONE Championship, Rich Franklin, bergabung dengan Task Captain Dom Lau untuk mengawasi tantangan fisik episode 8 The Apprentice: ONE Championship Edition.
Tim harus bekerja sama dan membuktikan ketahanan mereka di bawah tekanan ekstrem dengan selamat dari simulasi kecelakaan helikopter yang diselenggarakan oleh MSTS Singapura.
Kandidat diikat ke kursi di dalam lambung helikopter tiruan yang terbalik di bawah air.
Para kandidat harus mengatasi rasa takut dan kecemasan untuk menemukan jalan menuju keselamatan.
Sebelum tantangan dimulai, Niraj dipindahkan ke Tim Valor untuk menyeimbangkan dua grup dengan masing-masing empat anggota.
Sementara Tim Valor memamerkan kerja tim yang hebat untuk menyelesaikan tantangan tanpa banyak kesulitan, Tim Conquest sebaliknya.
Nazee tidak bisa mengamankan masker oksigennya dengan benar sebelum dia tenggelam dan menyebabkan dirinya panik.
Terjebak di reruntuhan tiruan, Nazee menemukan kantung udara di mana dia bisa bernapas sebelum membutuhkan bantuan untuk melarikan diri.
Ini memberikan waktu ekstra untuk penghitungan keseluruhan Tim Conquest.
Hasilnya, Tim Valor memenangi tantangan dengan waktu gabungan tercepat.
Baca Juga: Episode 7 The Apprentice: ONE Championship Edition - Kandidat Jajal Arena Laga MMA
Dalam tantangan bisnis, para kandidat diminta memposisikan berbagai produk recycle untuk promosi masa depan yang berkelanjutan.
Tim mengajukan penawaran sebagai grup untuk perusahaan secara B2B (business-to-business) dan secara individu ke pelanggan B2C (business-to-consumers).
Produk berkisar dari skateboard tua yang diubah menjadi bangku hingga barang-barang kayu yang terbuat dari limbah industri dan pohon tumbang.
Khawatir bahwa dia akan digulingkan jika Tim Conquest akhirnya kalah, Jessica mengajukan diri kepada Irina untuk menjadi manajer proyek daripada Nazee.
Di Tim Valor, Paulina Purnomowati ditunjuk sebagai manajer proyek setelah pemungutan suara dengan suara bulat.
Paulina, kandidat dari Indonesia, mendorong Tim Valor dengan fokus tajam pada memaksimalkan margin keuntungan.
Dia memilih untuk menghitung angka guna memenuhi target penjualan.
Tetapi, pengecer merasa tidak terhubung dan promosi Tim Valor ternyata sulit dijual.
Baca Juga: Ratu Gulat dan Juara Kelas Jerami Mentas di Episode 7 The Apprentice: ONE Championship Edition
Tim Valor menghasilkan total penjualan keseluruhan 15.769 dolar Singapura.
Dengan hanya sekitar 12% dari penjualan mereka yang berasal dari B2C, tim kehilangan peluang besar untuk meningkatkan jumlahnya di mana Niraj gagal total dalam penjualan individu.
Paulina mengatakan dia tidak mengantisipasi porsi penjualan individu menjadi begitu berpengaruh.
Tim Conquest mengambil pendekatan yang berbeda. Mereka memilih untuk membuat proposisi nilai dengan pengecer mereka yang membuat produk lebih dapat diterima.
Item yang ditawarkan sesuai dengan yang dicari pengecer.
Irina mengusulkan di antaranya workshop dengan produk-produk yang memberi nilai tambah bagi pembeli.
Niharika terkesan dengan kemampuan Jessica untuk menjalin hubungan baik dengan kliennya sehingga dia dapat menutup penjualan dengan mudah.
Tim Conquest menyelesaikan tugas dengan total penjualan keseluruhan 26.416 dolar Singapura.
Jessica menyumbangkan 11.230 dolar, yang terbilang luar biasa dalam penjualan individu.
Baca Juga: Sinar Para Kandidat Perempuan di The Apprentice: ONE Championship Edition
Oleh CEO ONE Championship, Chatri Sityodtong, angka itu disebut sebagai "jumlah yang tidak masuk akal".
Pada akhirnya, Tim Conquest membawa pulang kemenangan dengan angka penjualan yang lebih unggul.
Di ruang rapat, Chatri menjelaskan bahwa meski dinamika tim akan terus memainkan peran penting dalam kompetisi, lebih banyak penekanan akan ditempatkan pada kinerja individu ke depan.
Louie, Monica, dan Niraj mengatakan bahwa Paulina melakukan pekerjaan yang luar biasa sebagai manajer proyek.
Namun, menjelang chopping block, kandidat Indonesia itu terpaksa membawa Monica dan Niraj bersamanya.
Chatri memuji Paulina atas kemampuan kepemimpinannya tetapi mengatakan bahwa dia tidak menonjol di bidang tertentu sebagai individu.
Niharika tidak yakin Monica bisa memenangi kompetisi dan menjadi Chief of Staff ONE, sementara Chatri bertanya-tanya apakah dia merupakan seorang yang hanya hebat dalam satu bidang tertentu.
Chatri memuji Niraj karena semangat juangnya, tetapi dia mengatakan terlalu banyak alasan karena kurangnya keterampilan.
Setelah terus menerus berada di posisi tiga terbawah, Niraj akhirnya tersingkir dari kompetisi.