Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM- Pelatih Chelsea, Thomas Tuchel, bisa menjadi salah satu peracik taktik terhebat atau malah paling apes melalui kiprah di final Liga Champions.
Thomas Tuchel memimpin Chelsea menghadapi Manchester City pada final Liga Champions musim ini.
Duel sesama tim Inggris tersebut bakal tersaji di Estadio do Dragao, Porto, Sabtu (29/5/2021) atau Minggu dini hari WIB.
Bagi Tuchel, keberhasilan memandu The Blues sampai partai puncak ialah prestasi tersendiri yang sulit disamai siapa pun.
Menurut data di situs UEFA yang dikutip BolaSport.com, pria Jerman itu menjadi pelatih pertama yang sukses membawa dua klub berbeda ke final Liga Champions dalam dua musim beruntun.
Zinedine Zidane memang pernah memenangi Liga Champions sampai 3 kali beruntun (2016-2018).
Namun, hattrick bersejarah tersebut diraihnya untuk satu klub: Real Madrid.
Sementara itu, Juergen Klopp merasakan kalah di final 2018, lalu juara di tahun berikutnya bersama Liverpool.
Tuchel ini golongan langka.
Musim lalu, dia membawa Paris Saint-Germain lolos ke final untuk menantang Bayern Muenchen.
Musim ini, Tuchel sukses mengantarkan PSG maju ke tahap knock-out sebagai juara Grup H.
Akan tetapi, klub mendepaknya sebelum Neymar dkk mencicipi partai di babak 16 besar, tepatnya 29 Desember 2020.
Tak sampai sebulan, Tuchel dipinang Chelsea dan meneruskan pekerjaan Frank Lampard, yang juga berhasil meloloskan The Blues ke fase gugur Liga Champions.
Sejak itulah seperti terjadi karma.
PSG yang memecat Tuchel dihentikan langkahnya di semifinal oleh Manchester City.
Adapun Tuchel sendiri di klub barunya berhasil melenggang hingga ke final untuk menghadapi rival yang menyingkirkan sang mantan.
Andai sanggup membawa Chelsea menekuk Man City dini hari nanti, lengkap sudah prestasi Tuchel guna membawa pulang trofi setelah gagal di final musim lalu.
Namun, jika kalah, siap-siap saja Tuchel mendapat label pelatih paling apes.
Baca Juga: Final Liga Champions - Thomas Tuchel Yakin Bisa Kalahkan Man City untuk Ketiga Kalinya
Sudah dua kali lolos ke final, dua kali pula dia gagal dalam dua edisi secara beruntun.
Dari perspektif individu seorang pelatih, hanya ada dua kejadian paling apes yang pernah dialami sebelumnya.
Di era Liga Champions, hal tersebut menimpa Marcello Lippi di Juventus dan Hector Cuper bersama Valencia.
Lippi mengalami kalah beruntun di final 1997 (vs Dortmund 1-3) dan 1998 (vs Real Madrid 0-1).
Sementara itu, Cuper takluk di partai puncak tahun 2000 (vs Madrid 0-3) dan 2001 (vs Bayern, adu penalti).