Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Eks pelatih Spanyol U-21, Gabino Rodriguez, menilai David de Gea tak layak disalahkan atas kegagalan Manchester United pada musim 2020-2021.
Manchester United mengakhiri kompetisi musim 2020-2021 nirgelar.
Trofi Liga Inggris jatuh ke tangan rival sekota mereka, Manchester City yang unggul 12 poin atas Manchester United di klasemen akhir.
Sementara itu, harapan untuk merengkuh trofi Liga Europa sirna usai digagalkan oleh Villarreal.
Baca Juga: Tinggalkan Inter Milan, Antonio Conte Disebut Presiden Klub Sudah Berubah
Man United takluk dari Villarreal di final Liga Europa dalam babak adu penalti yang berakhir dengan kedudukan 10-11.
Torehan nirgelar menjadi empat tahun beruntun bagi Setan Merah.
Kambing hitam atas kegagalan tersebut lagi-lagi diarahkan kepada penjaga gawang mereka, David de Gea.
David de Gea menjadi bulan-bulanan atas kegagalan Man United di final Liga Europa usai sepakan penaltinya sebagai penendang terakhir berhasil dibendung kiper Villarreal, Geronimo Rulli.
Baca Juga: Alexander Ceferin sudah Tidak Mau Anggap Presiden Juventus Eksis
Tak hanya itu, inkonsistensi penampilan De Gea di bawah mistar gawang Man United juga kerap menjadi sasaran kritik.
Pada musim 2020-2021, kiper asal Spanyol tersebut telah kebobolan 46 kali di semua lintas kompetisi.
Dirinya hanya berhasil mencatatkan 12 nirbobol dalam 36 pertandingan untuk semua pertandingan Man United di berbagai ajang musim ini.
Ole Gunnar Solskjaer lantas begitu geram dan dibuat pusing dengan penampilan De Gea di bawah mistar gawang.
Baca Juga: Pemain Anyar Jadi Prioritas, Barcelona Tak Buru-buru Perbarui Kontrak Penerus Lionel Messi
Tak mengherankan jika Ole Gunnar Solskjaer berniat mencari penjaga gawang baru pada bursa transfer musim panas 2021.
Pembelaan pun muncul dari mantan pelatih De Gea di timnas Spanyol U-21, Gabino Rodriguez.
Gabino Rodriguez melihat kiper berusia 30 tahun tersebut tak pantas untuk terus-terusan disalahkan.
Gabino melihat kurangnya taktik yang dijalankan Solskjaer membuat De Gea menjadi terekspos dan gampang dibobol.
Baca Juga: Kieran Trippier Datang, Spider-Man Bisa Alih Posisi di Man United
Gabino bahkan menilai pertahanan milik Solskjaer lebih lembut dari kue muffin karena sudah tampak bobrok sejak awal.
"Saya selalu percaya bahwa tim adalah cerminan sejati dari karakter pelatihnya," kata Gabino, dikutip BolaSport.com dari The Sun.
"Anda bisa melihat kala mereka dipimpin oleh Sir Alex Ferguson dan mereka tidak menunjukkan belas kasihan."
"Tim Solskjaer lebih lembut dari muffin dan David harus menerima konsekuensi dari kelemahan di pertahanan."
Baca Juga: Barcelona Kecele, Georginio Wijnaldum Pilih Gabung Paris Saint-Germain
"Anda perlu melindungi aset terbaik Anda di dalam tim, tapi hanya ada kekacauan yang tidak terkendali antara lini tengah dan pertahanan dengan celah."
"Pada dasarnya, tim Ole memiliki kelemahan pertahanan yang brutal. Kedua bek tengah terlalu lambat, mereka tidak mampu berkoordinasi dan tim-tim lain sangat menyadari itu."
"Masalah besarnya adalah organisasi taktik Solskjaer."
"Kekurangan pertahanan Man United merendahkan De Gea dan Solskjaer tidak meyakinkan saya."
Baca Juga: Manchester United Lebih Unggul dari Liverpool, Liga Inggris Buktinya
"Di masa lalu, Roy Keane dan Paul Scholes tidak hanya mendikte permainan, tapi juga melakukan pekerjaan kotor dan menjadi tulang punggung pertahanan."
"Di tim Solskjaer, justru Edinson Cavani adalah bek terbaik!" ujar Gabino melanjutkan.