Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Satu-satunya Juara Bertahan pada Olimpiade Tokyo, Chen Long Kalah dari Anthony Ginting dalam Rekor

By Delia Mustikasari - Rabu, 9 Juni 2021 | 14:40 WIB
Jonatan Christie (kiri) dan Chen Long (China) di podium French Open 2019, Stade Pierre de Coubertin, Paris, Prancis, Minggu (27/10/2019). (BADMINTON INDONESIA)

BOLASPORT.COM - Pebulu tangkis tunggal putra China, Chen Long, menjadi satu-satunya juara bertahan yang akan berpartisipasi pada Olimpiade Tokyo 2020, 23 Juli-8 Agustus mendatang.

Kepastian itu didapat Chen Long setelah tunggal putri Spanyol, Carolina Marin, mundur karena cedera lutut kiri. Tiga peraih medali emas lainnya pada Olimpiade sebelumnya, Olimpiade Rio 2016 sudah memutuskan pensiun.

Chen Long menduduki peringkat keenam dunia dan juga peringkat kelima dalam Race to Tokyo. Dia menjadi tunggal putra China dengan peringkat tertinggi, diikuti Shi Yu Qi yang menduduki peringkat ke-9 dalam Race to Tokyo.

Chen Long akan menghadapi tantangan yang lebih besar pada Olimpiade Tokyo daripada dua edisi Olimpiade sebelumnya.

Baca Juga: Ini Daftar Peserta Cabor Bulu Tangkis pada Olimpiade Tokyo 2020

Selain usianya yang bertambah tua, pemain lain seperti Kento Momota (Jepang), Lee Zii Jia (Malaysia), Viktor Axelsen (Denmark), Chou Tien Chen (Taiwan), dan Anthony Sinisuka Ginting merupakan ancaman besar bagi juara bertahan Olimpiade ini.

"Tujuan saya pada Olimpiade sangat sederhana. Saya berharap bisa berdiri di podium tertinggi pada Olimpiade Tokyo," kata Chen dilansir BolaSport.com dari Badmintonplanet.

Meskipun rekor keseluruhannya sebelum Olimpiade Tokyo tidak luar biasa, Chen mempertahankan rekor head-to-head yang bagus melawan tunggal putra 10 besar dunia.

Dia mempunyai rekor pertemuan 5-5 melawan Kento Momota, 2-2 melawan Lee Zii Jia, 14-5 melawan Viktor Axelsen, dan 9-0 melawan Chou Tien Chen.

Namun, Anthony adalah lawan terberatnya saat ia tertinggal 4-8 dalam rekor pertemuan dengan Anthony.

Selain rekor solid melawan pemain top dunia, teknik dan gaya bermainnya telah berubah setelah dilatih di bawah Li Mao sejak 2019.

Penundaan Olimpiade Tokyo 2020 juga memberi Chen lebih banyak waktu untuk membiasakan diri dengan perubahan baru.

Baca Juga: Rasa Respek Bikin Petronas Yamaha SRT Tak Tahu Masalah Valentino Rossi

"Mungkin ada banyak tantangan, tetapi itulah bagian yang menarik dari bulu tangkis. Saya akan 
berusaha terbaik untuk berdiri di atas podium," ujar Chen.

Pebulu tangkis berusia 32 tahun ini memiliki karier bulu tangkis yang bagus dengan memenangkan satu medali emas Olimpiade (2016), dua gelar kejuaraan dunia (2014, 2015), lima gelar Piala Sudirman(2009, 2011, 2013, 2015, 2019), tiga Piala Thomas (2010, 2012, 2018).

Dia juga medapat dua emas beregu putra Asian Games (2010, 2018) dan satu emas tunggal putra Kejuaraan Asia (2017).

Namun, setelah meraoh medali emas pada Olimpiade Rio, penampilannya mulai goyah dan
tidak konsisten.

Pada 2019, meski berhasil mempertahankan gelar France Open, dia mengalami tiga kali tersingkir pada babak pertama (Thailand Open, Korea Open, dan All England).

Dia belum berkompetisi pada turnamen apa pun sejak All England 2020. Oleh karena itu, sulit
baginya dan lawannya untuk mengevaluasi di mana tingkat persaingannya saat ini.

Chen dan istrinya (mantan nomor satu dunia tunggal putri, Wang Shixian) menyambut kelahiran
anak pertama mereka pada Mei 2019.

Kelahiran anak pertamanya memberikan motivasi besar bagi Chen Long untuk
tampil baik karena ia berharap dapat memberikan energi positif kepada putranya.

Baca Juga: Mike Tyson Akan Naik Ring Lagi Tahun Ini, Siapa yang Jadi Musuhnya?

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P