Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - UEFA mendapatkan kritik setelah memutuskan meneruskan pertandingan Denmark versus Finlandia di Piala Eropa 2020 atau EURO 2020.
Dua tim Skandinavia, Finlandia dan Denmark, membuka perjalanan mereka pada EURO 2020 lewat laga perdana Grup B, Sabtu (12/6/2021) sore waktu setempat atau pukul 23.00 WIB.
Pertandingan ini menjadi debut timnas Finlandia pada turnamen Piala Eropa.
Dalam pertandingan di Stadion Parken, Kopenhagen, Denmark, tersebut kedua tim bermain imbang tanpa gol hingga akhir babak pertama.
Musibah terjadi saat pertandingan memasuki menit ke-43.
Pemain andalan Denmark, Christian Eriksen, kolaps dan harus mendapatkan perawatan dari petugas medis.
Eriksen pun harus ditarik keluar dengan brankar.
UEFA juga memutuskan pertandingan ditunda sebelum dilanjutkan pada Minggu (13/6/2021) pukul 01.30 WIB.
Baca Juga: Berita EURO 2020 - Raheem Sterling dan Wembley, Jaminan Kemenangan untuk Inggris
Keputusan UEFA itu mendapatkan kritik dari beberapa mantan pemain Denmark.
“Cara UEFA membuat keputusan singkat setelah momen emosional dalam waktu singkat itu salah. Seharusnya UEFA mengumumkan bahwa mereka akan melihat semua kemungkinan yang ada,” kata mantan kapten Denmark, Michael Laudrup.
“Saya menghormati para pemain Denmark membuat keputusan bersama para pemain Finlandia, tetapi saat ada kejadian yang menguras emosi, Anda tidak bisa membuat keputusan secara jernih.”
Baca Juga: Berita EURO 2020 - Alasan Mengapa Jadon Sancho Tak Masuk Skuad Timnas Inggris
“Seharusnya ada yang bisa mengambil sikap bahwa pertandingan harus berhenti untuk peninjauan lebih lanjut.”
“Pihak itu seharusnya adalah UEFA,” ucap Laudrup.
UEFA saat itu memberikan dua opsi untuk kedua tim, yaitu melanjutkan pertandingan pada hari yang sama atau keesokan siangnya.
Laudrup mengatakan opsi tersebut tidak masuk akal.
“Bermain pada keesokan siangnya tidak masuk akal. Beberapa pemain tidak bisa mendapatkan waktu tidur yang cukup, lalu bangun pukul 8 pagi, pergi ke stadion pada pukul 10, lalu bermain di siang hari,” tutur dia.
Kiper legendaris Tim Dinamit, Peter Schmeichel, juga tak suka dengan keputusan UEFA.
“Sesuatu yang sangat buruk terjadi dan UEFA memberikan opsi kepada pemain untuk melanjutkan laga di hari yang sama atau kembali pada pukul 12 siang keesokan hari. Itu pilihan macam apa?,” tanya Schmeichel.
“Itu bukan opsi yang memadai. Keputusan UEFA sangat bodoh dan seharusnya mereka bisa berempati dan mencoba skenario lain. UEFA tidak menunjukkan sikap itu.”
“Sejujurnya, hasil akhir pertandingan tidak penting. Denmark membuat keputusan hanya jika kondisi Christian baik-baik saja.”
Baca Juga: Berita EURO 2020 - Solidaritas Anti-Rasialisme Timnas Inggris Masih Ditolak Suporter
“Baik-baik saja maksudnya adalah kalau Christian sintas dan bisa berbicara dengan pemain lain,” tutur mantan penjaga gawang Manchester United tersebut.
Denmark sebenarnya tampil sangat mendominasi sepanjang laga.
Denmark memegang 63 persen penguasaan bola, sementara Finlandia hanya 37 persen.
Selain itu, skuad tuan rumah juga melepaskan 22 tembakan dengan enam di antaranya tepat sasaran.
Bandingkan dengan Finlandia, yang hanya punya satu tembakan sekaligus menjadi satu-satunya tembakan tepat sasaran mereka sepanjang laga.
Namun, pada akhirnya tandukan Joel Pohjanpalo pada menit ke-60 ke gawang Denmark memastikan skuad besutan Markku Kanerva yang meraih tiga poin.