Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Pemain timnas Indonesia, Asnawi Mangkualam ungkap kekecewaannya terhadap Pemerintah Sulawesi Selatan.
Kekecewaan Asnawi didasari adanya penggantian skuad PON Sulsel.
Menurut pemain asli kelahiran Kota Makassar itu, pergantian yang dilakukan bukanlah keputusan yang tepat.
Terlebih, tim yang sebelumya sudah lama mempersiapkan diri sehingga apa yang dilakukan menjadi sia-sia.
Uneg-uneg Asnawi itu ia kemukakan melalui akun instagram pribadinya pada Kamis (24/6/2021).
Baca Juga: Ditinggal Hakan Calhanoglu, AC Milan Kembali Lirik Bintang Timnas Turki
Asnawi menegaskan apa yang disuarakannya murni untuk kemajuan sepak bola di Sulawesi Selatan.
"Saya speak up bukan karena mau banyak urusan atau membenci salah satu pihak, tetapi ini untuk kebaikan olahraga di Sulsel, saya besar salah satunya dari pon Sulsel," tulis Asnawi.
"Yang menjadi pertanyaan kenapa harus mengganti seluruh tim yang sudah berjuang dari Prapon 3 tahun bersama lalu di ganti dengan tim yang baru beberapa bulan menyeleksi pemain,"
"Karena yang sata tahu alasan pemecatannya kurang logis, apakah karena ada kepentingan atau seperti apa, saya tidak masalah dengan tim yang baru terbentuk tetapi sangat disayangkan komposisi pemain dan pelatih yang lama itu sudah terbentuk dan harus di ganti begitu saja," sambungnya.
Baca Juga: Dalam 1 Kondisi, Marc Marquez Bisa Buru Gelar Juara Dunia MotoGP Lagi
Lebih lanjut, Asnawi pun menceritakan beratnya perjuangan tim Pon Sumsel yang telah diganti.
Dalam hal ini, pemain berposisi sebagai bek menilai pemerintah Sulawesi Selatan kurang memberikan dukungannya.
Bahkan beberapa kali tim Pon Sumsel harus mengeluarkan uang sendiri guna menjalani uji coba atau untuk sekedar latihan.
Uang tersebut didapatkan dari patungan seluruh skuad Pon Sumsel.
Baca Juga: PT LIB Minta Komitmen Klub Disiplin Jalankan Prokes dengan Ketat
Oleh sebab itulah, kekecewaan Asnawi semakin memuncak setelah mendengar bahwa perjuangan Pon Sumsel sia-sia setelah diganti begitu saja.
"Sedangkan tim lama ini sangat miris kondisinya untuk tetap bertahan," tulis Asnawi.
"Sedikit contoh beberapa kali mengadakan uji coba dan saat itu pemain dan pelatih patungan bayar lapangan dan beli air minum,"
"Terus di berikan sarana latihan di lapangan barongan yang kondisinya kalau hujan lebat seperti sawah, jadi kalau hujan tidak bisa di pake lapangannya, harus latihan di lapangan futsal, nah kalau latihan di lapangan futsal harus sewa lapangan patungan lagi 10 ribu satu orang," sambungnya.
Baca Juga: Bertemu di Play-off Piala Asia 2023, Timnas Indonesia Punya Rekor Bagus saat Jumpa Taiwan
Akibat kekecewaan tersebut, Asnawi menilai bahwa pemerintah Sulsel kurang memberikan dukungannya terhadap olahraga khususnya di Makassar.
Di akhir tulisannya, Asnawi bahkan sudah pesimis terkait perkembangan olahraga di Sulawesi Selatan dan hanya bisa berdoa.
"Yak seperti ini lah olahraga di Sulsel banyak bakat susah berkembang karena kurarng support dari pemerintah," tulis Asnawi.
"Jadi saranku warga Sumsel jangan terlalu besar harapannya mau di buatkan sarana olahraga yang layak di Makassar nanti sakit hati,"
"Banyak-banyak berdoa saja," tutupnya.