Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Gelandang jangkar Persija Jakarta, Rohit Chand, memiliki hobi menarik yang sepertinya kurang sesuai dengan gaya permainannya di atas lapangan.
Diketahui bersama, sejak membela Persija pada 2014 lalu, Rohit Chand dikenal sebagai gelandang berbahaya.
Pemain timnas Nepal itu tak pernah berhenti berlari selama 90 menit dan kerap mematikan pergerakan pemain lawan.
Ia selalu bermain total demi membawa Persija meraih hasil maksimal.
Baca Juga: JDT Dipastikan Bukan Klub Tujuan Marc Klok Selanjutnya
Berkat keseriusan Rohit Chand, Persija sukses menyabet gelar juara Piala Presiden 2018, Liga 1 2018, dan terbaru Piala Menpora 2021.
Namun, kepribadian Rohit Chand berbanding terbalik ketika sudah berada di luar lapangan.
Dia cenderung tak banyak berbicara dan hanya melempar senyum.
Ia juga jarang mengekspos kegiatan pribadinya maupun terlihat di publik.
“Dalam lapangan, karakter saya memang seperti itu. Tapi di luar itu, saya cenderung pendiam, mengisi waktu dengan membaca novel,” kata Rohit dikutip dari laman resmi klub, Selasa (29/6/2021).
Baca Juga: Dari Korea, Shin Tae-yong Angkat Bicara soal Situasi Bahaya bagi TC Timnas U-19
Gelandang berusia 29 tahun itu mengaku menyukai kegiatan membaca buku sejak kecil, mulai dari biografi hingga novel.
Menurut dia, membaca buku membuatnya banyak mendapat pelajaran baru.
Ketika membaca buku biografi, Rohit jadi mengetahui sepak terjang tokoh dalam buku tersebut yang bisa menjadi motivasi tambahan.
“Saya menjadi paham bagaimana perjuangan orang tersebut dan bagaimana cara dia mencapai posisi sekarang,” jelas Rohit.
Baca Juga: Saddil Ramdani Perpanjang Kontrak dengan Klub Malaysia Sabah FC
Saat ini Rohit Chand tengah membaca novel Maharani karya novelis Nepal, Chandra Prakash Baniya.
“Saya baru mulai (membaca). Masih di bab-bab awal,” ujarnya.
Ditanya sudah pernah membaca buku karya penulis Indonesia, pemain terbaik Liga 1 2018 itu mengaku belum sempat karena kesulitan membaca tulisannya.
“Saya belum memahami betul tulisan-tulisan berbahasa Indonesia, terutama sastra,” pungkasnya.