Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Kena Covid-19 Tapi Gejalanya Ringan, Ini Tips untuk Isolasi Mandiri

By Sheila Respati - Sabtu, 3 Juli 2021 | 22:19 WIB
Ilustrasi isolasi mandiri. (Pexels/ Polina Tankilevitch)

Bolasport.com- Saat ini, tingkat keterisian tempat tidur di rumah sakit atau bed occupancy rate (BOR) sedang tinggi-tingginya. Oleh sebab itu, banyak pasien terkonfirmasi positif Covid-19 juga kesulitan untuk memperoleh akses perawatan di rumah sakit.

Namun, bagi pasien yang bergejala ringan, sebaiknya tidak perlu khawatir. Apabila gejala yang dirasakan tergolong ringan, pasien dapat memulihkan kesehatan di rumah dengan melakukan isolasi mandiri (isoman).

Spesialis penyakit dalam dan konsultan penyakit dalam Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet, dr Andi Khomeini Takdir, Sp PD, (K-Psi) mengatakan, ada beberapa hal yang bisa dilakukan oleh pasien isoman.

“Pertama-tama, harus memakai masker. Kemudian, kamar harus terpisah dari anggota keluarga yang negatif Covid-19. Pastikan jendela kamat tempat isolasi mandiri terbuka,” ujarnya dalam webinar Dialog Produktif yang diselenggarakan KPCPEN dan disiarkan FMB9ID_IKP, menurut rilis yang diterima Bolasport, Sabtu (3/7/2021).

Baca Juga: Lionel Messi Cs Negatif COVID-19 dan Tak Perlu Isolasi Mandiri, Barcelona Lega

Dokter Andi juga mengatakan bahwa pasien Covid-19 harus memperoleh asupan makanan dengan gizi seimbang. Apabila nafsu makan menurun, anggota keluarga harus menyemangati pasien untuk makan.

“Kalau di rumah sakit, ada dokter dan perawat yang mendukung. Saat di  rumah, keluarga harus menjadi pendukung agar selera makan pasien tetap terjaga,” kata dr Andi.

Terkait isolasi mandiri, aktor sekaligus presenter Ben Kasyafani yang juga adalah penyintas Covid-19 mengatakan, berpikiran positif dapat menjadi kunci kesembuhan.

“Bagi yang menjalani isolasi mandiri, kita harus terus berpikir positif,” ujarnya.

Ben juga menyarankan pasien Covid-19 menelaah dulu informasi yang diterima terkait penyakit yang dideritanya tersebut. Informasi sebaiknya dipastikan valid.

Lonjakan bukan hanya karena varian delta

Pada kesempatan yang sama, dr Andi juga menyampaikan bahwa virus SARS-Cov-2 varian delta yang masuk ke Indonesia bukan satu-satunya pemicu lonjakan kasus Covid-19 saat ini.

Menurutnya, kelalaian masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan juga menjadi salah satu faktor.

“Kampanye protokol kesehatan sudah berjalan, tapi seberapa besar dijalankan masyarakat, itu  harus kita evaluasi,” kata dr Andi.

Baca Juga: Sejak Tiba di Indonesia, Shin Tae-yong Masih Isolasi Mandiri

Dokter Andi mengatakan, apabila masyarakat patuh dan disiplin menerapkan protokol kesehatan, dirinya yakin pandemi bisa terkendali.

“Kunci dari pencegahannya adalah masker. Masker dua lapis menurut penelitian Centers for  Disease Control and Prevention (CDC) dikatakan mampu meningkatkan proteksi dari 60 hingga 80 persen menjadi 90 persen,” jelasnya.

Ia pun menjelaskan dengan adanya kedisiplinan menerapkan protokol kesehatan, masyarakat dapat mencegah sakit. Apabila tidak banyak masyarakat yang sakit, rumah sakit tidak akan penuh seperti saat ini dan tenaga kesehatan tidak akan kewalahan merawat pasien.

“Vaksinasi belum mencapai target yang mencukupi untuk tercipta herd immunity, jadi jangan kendor protokol kesehatannya,” pesan dr Andi.

Nikmati berita olahraga pilihan dan menarik langsung di ponselmu hanya dengan klik channel WhatsApp ini: https://whatsapp.com/channel/0029Vae5rhNElagvAjL1t92P