Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Pebulu tangkis tunggal putra Malaysia, Lee Zii Jia, melihat potensi pertarungannya dengan Chen Long (China) sebagai pertandingan yang sulit pada Olimpiade Tokyo 2020.
Lee Zii Jia tergabung di Grup M bersama Brice Leverdez (Prancis) dan Arten Pochtarov sementara Chen Long berada di Grup N bersama Pablo Abian (Spanyol) dan Raul Must (Estonia). Pemenang grup N dan M akan saling berhadapan pada babak 16 besar.
Lee Zii Jia mengatakan bahwa akan sulit untuk memprediksi penampilan Chen Long yang berusia 32 tahun karena tidak ada rekaman video dari penampilannya selama 16 bulan terakhir.
Faktanya, pertandingan terakhir Chen Long adalah pada All England 2020.
Baca Juga: Hasil UFC 264 - Sean O'Malley Bikin Buruh Pabrik Cat Babak Belur di Oktagon
Semua pemain China tidak mengikuti turnamen sejak pemerintah mereka melarang mereka bepergian ke luar negeri karena pandemi Covid-19.
"Chen Long dan Shi Yu Qi belum berkompetisi selama lebih dari satu tahun. Jadi, tidak ada rekaman video dari penampilan mereka baru-baru ini. Itu mempersulit kami untuk melakukan analisis video," kata Lee dilansir BolaSport.com dari The Star.
"Tidak ada untungnya bagi kami jika kami menganalisis penampilan mereka pada video sebelumnya. Untuk saat ini, kami tidak memiliki gambaran tentang permainan mereka sehingga agak rumit," tutur Lee.
Sebelum kemungkinan bentrokan melawan Chen Long, pebulu tangkis berusia 23 tahun itu harus lolos fase grup lebih dulu. Lawan terberatnya adalah Leverdez yang menduduki peringkat ke-36 dunia.
Namun, Lee tidak mau meremehkan lawan pada Olimpiade pertamanya.
"Saya akan menghormati semua lawan saya di grup, tetapi saya tidak akan khawatir dengan hasil imbang. Seorang pemain top bagaimanapun harus menghadapi siapa pun, jadi tidak masalah apakah itu jalan yang sulit atau mudah," ucap Lee.
Baca Juga: Sulitnya Valentino Rossi Menentukan Masa Depannya Sendiri pada MotoGP
Saya mendapatkan pelatihan terbaik dari kedua pelatih. Mereka membimbing saya agar menjadi pemain yang lebih dewasa dan lengkap," aku Lee.
Tentang prosedur operasi standar yang ketat yang harus dilalui dalam pelatihan dan di Tokyo Lee mengatakan bahwa semua pemain merasakannya.
"Untungnya, kami sudah terbiasa setelah melalui beberapa turnamen tahun ini. Kami telah beradaptasi dengan atmosfer pada turnamen dengan stadion kosong tanpa penggemar. Ini bukan masalah."
Ada harapan pada Lee untuk mempertahankan tradisi yang baik di tunggal putra karena pendahulunya Lee Chong Wei telah memenangkan medali perak dalam tiga edisi terakhir yakni pada Olimpiade Beijing 2008, Olimpiade London 2012, dan Olimpiade Rio 2016.
Baca Juga: Performa Marc Marquez dan Gejolak yang Dialami Honda Musim Ini