Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers

Final EURO 2020 - Adu Penalti di Wembley, Kisah Horor Gareth Southgate dalam Dua Bab

By Lariza Oky Adisty - Senin, 12 Juli 2021 | 08:45 WIB
Pelatih Inggris, Gareth Southgate, memeluk Bukayo Saka yang gagal mengeksekusi penalti pada final EURO 2020 di Stadion Wembley, London, Inggris, Senin (12/7/2021) dini hari WIB. (TWITTER.COM/TURNIPDODGER)

Southgate maju sebagai penendang terakhir Inggris saat kedudukan masih sama kuat 4-4. 

Sosok yang saat itu memperkuat Aston Villa tersebut mendapat nasib buruk. 

Ia gagal menaklukkan Andreas Koepke, penjaga gawang tim Panser.

Adapun semua algojo Jerman sukses memperdaya kiper Inggris, David Seaman. 

Kesalahan tersebut masih menempel lekat di memori Southgate. 

“Saya tidak pernah merasa marah. Hanya ada penyesalan, rasa bersalah, dan keinginan bertanggung jawab,” kata Southgate pada 2020. 

“Sedikit-sedikit perasaan itu masih ada pada diri saya. Di bawah kondisi tertekan, saya gagal. Sulit menerima kenyataan itu," ucapnya lagi. 

Dalam penulisan karakter di cerita fiksi baik di buku, film, atau komik, kita mengenal sebutan redemption arc atau cerita penebusan. 

Kurang-lebihnya, redemption arc menitikberatkan tentang seorang karakter mengatasi kekurangan atau kesalahan yang ia lakukan.

Lompat seperempat abad setelah kegagalan pada 1996, EURO 2020 adalah kesempatan Gareth Southgate menebus dosanya gagal penalti.