Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Gelandang timnas Inggris, Jack Grealish, membantah klaim Roy Keane yang menyebut dia enggan ambil peran dalam adu penalti di final EURO 2020.
Timnas Inggris harus puas menjadi runner up EURO 2020 setelah takluk dari timnas Italia di final.
Gli Azzurri memenangkan laga yang digelar di Stadion Wembley pada Senin (12/7/2021) dini hari WIB itu lewat adu penalti dengan skor 3-2 usai pertandingan berakhir 1-1 pada waktu normal.
Pada babak adu penalti, timnas Inggris sebenarnya mampu unggul setelah dua penendang pertamanya, Harry Kane dan Harry Maguire sama-sama mencetak gol, sedangkan satu dari dua eksekutor awal timnas Italia gagal.
Tendangan timnas Italia yang berhasil adalah yang pertama, yang diambil Domenico Berardi. Adapun yang gagal adalah penendang kedua, Andrea Belotti.
Baca Juga: EURO 2020 - Kenapa Bocah Ingusan yang Harus Jadi Eksekutor Penalti Inggris?
Akan tetapi, keunggulan itu tidak bertahan hingga akhir setelah tiga penendang terakhir timnas Inggris, Marcus Rashford, Jadon Sancho, dan Bukayo Saka, gagal.
Sementara itu, dua dari tiga penendang terakhir timnas Italia berhasil membobol gawang timnas Inggris.
Leonardo Bonucci dan Federico Bernardeschi selaku penendang ketiga dan keempat berhasil menyarangkan bola ke gawang timnas Inggris.
Sementara penendang pamungkas timnas Italia, Jorginho, gagal.
Setelah kegagalan itu, timnas Inggris baik pemain maupun pelatihnya, Gareth Southgate, langsung jadi sasaran kritk.
Pengamat sepak bola Inggris, Roy Keane, menjadi salah satu orang yang turut mengkritik kegagalan timnas Inggris dalam adu penalti tersebut.
Menurut Roy Keane, pemain timnas Inggris yang lebih senior seperti Raheem Sterling atau Jack Grealish harusnya menawarkan diri untuk menjadi penendangng penalti alih-alih bersembunyi.
"Kalau Anda adalah Grealish atau Sterling, Anda tak bisa membiarkan seorang anak muda melangkah di depan Anda," tutur Keane seperti dikutip BolaSport.com dari Dailymail.
Baca Juga: Gelandang Persib Bandung Menikmati Materi yang Diberikan Pelatih
"Anda tak bisa membiarkan pemuda 19 tahun berjalan di depan, sedangkan Anda telah memainkan banyak laga, lebih berpengalaman, dan Sterling memenangi banyak trofi."
"Saya tidak bilang bahwa mereka (Grealish dan Sterling) tak dipersiapkan. Mungkin mereka direncanakan menjadi penendang keenam atau ketujuh. Namun, itu sulit," ucap Keane menambahi.
Tak lama setelah Keane melontarkan kritiknya itu, salah satu pemain yang disebut dalam klaimnya tadi, yakni Jack Grealish, langsung memberikan tanggapan.
Melalui media sosial Twitter pribadinya, Jack Grealish menepis klaim Keane dengan menyebut bahwa dia ingin menjadi salah satu penendang penalti timnas Inggris.
Baca Juga: EURO 2020 - Penalti Roket Harry Maguire, Kencang sampai Merusak Kamera
Akan tetapi, Grealish juga tidak ingin memaksakan kehendaknya kala itu dan lebih membiarkan Gareth Southgate yang mengambil keputusan.
"Saya sudah mengatakan bahwa saya ingin mengambil salah satunya!!!" tulis Grealish seperti dikutip BolaSport.com dari Mirror.
"Pelatih telah membuat begitu banyak keputusan yang tepat sepanjang turnamen ini, dan malam ini dia melakukannya lagi malam ini!"
"Tapi, saya tidak mau orang menyebut saya tidak bersedia mengambil penalti ketika saya ingin menjadi salah satu penendang..." tambahnya.
I said I wanted to take one!!!!
— Jack Grealish (@JackGrealish) July 12, 2021
The gaffer has made so many right decisions through this tournament and he did tonight! But I won’t have people say that I didn’t want to take a peno when I said I will… https://t.co/3mBpKyMoUV