Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Pemain muda Inggris, Bukayo Saka (19), sudah memperkirakan akan jadi sasaran perundungan siber (cyber bullying) oleh suporter Inggris karena gagal penalti pada final EURO 2020.
Inggris dan Italia bersua pada final EURO 2020 di Wembley, London, Senin (12/7/2021) pukul 02.00 dini hari WIB.
Kedua tim harus bermain lewat adu penalti setelah imbang 1-1 selama 90 menit waktu normal dan 30 menit extra time.
Bukayo Saka yang turun sebagai pemain pengganti maju sebagai penendang kelima Inggris.
Apes bagi pemain Arsenal itu, kiper Italia, Gianluigi Donnarumma, bisa membaca dan mengeblok tendangannya.
Inggris pun kalah 2-3 lewat babak adu penalti dan gagal memutus puasa gelar sejak 1966.
Efek penalti gagal Saka itu sangat buruk. Akun Instagram dan Twitter-nya diserbu penggemar Inggris yang murka.
Tak sedikit yang kemudian meninggalkan kata-kata kasar bernada rasialisme.
Baca Juga: Meledak di EURO 2020, Federico Chiesa Ditawar Bayern Muenchen dan Chelsea sampai 1,7 Triliun!
Kejadian serupa menimpa Marcus Rashford dan Jadon Sancho yang juga gagal melaksanakan tugas mereka.
Saka, Rashford, dan Sancho punya kesamaan, yaitu merupakan people of color atau bukan dari golongan mayoritas di Inggris.
Dikutip BolaSport.com dari BBC, Saka mengatakan ia sudah memprediksi kejadian tersebut akan menimpa dirinya.
Baca Juga: Gagal bareng Timnas Inggris, Gareth Southgate Malah Ditunggu Kontrak Jangka Panjang
“Saya sudah tahu jenis kebencian yang akan saya terima. Sebuah kenyataan yang menyedihkan karena platform media sosial tak melakukan upaya cukup menghentikan pesan-pesan semacam itu,” tulis Saka.
“Saya tidak ingin ada anak kecil atau orang dewasa yang menerima pesan semacam yang saya, Marcus, atau Jadon terima sepanjang pekan ini.”
“Sepak bola dan masyarakat tak punya tempat untuk rasialisme,” kata Saka lagi.
Baca Juga: Kualat ke Bocah 9 Tahun, Timnas Inggris Layak Rasakan Kepedihan Kalah Adu Penalti di EURO 2020
“Untuk mayoritas orang yang beramai-ramai mengecam para pengirim pesan, melaporkan ke polisi, dan menghapus kebencian dengan kebaikan, kita akan menang. Cinta kasih akan selalu menang.”
Setelah media sosial Saka, Rashford, dan Sancho diserbu warganet yang tidak bisa menjaga ketikan mereka, beberapa pihak memang langsung bereaksi keras.
Pelatih tim nasional Inggris, Gareth Southgate, menyebut perundungan yang diterima ketiga pemainnya tidak bisa diterima.
“Hal yang mereka terima tak sesuai dengan nilai yang disandang Inggris. Kami berharap bisa menyatukan masyarakat, agar semua orang terhubung dengan tim nasional,” kata Southgate.
Komentar kapten Inggris, Harry Kane, juga tak kalah pedas. Ia menyebut orang yang merundung Saka dkk tidak pantas menyebut diri mereka suporter Inggris.
Buntut dari perundungan dari para pemain Inggris ini, setidaknya lima orang sudah diamankan aparat setempat.