Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Atlet angkat besi Indonesia, Eko Yuli Irawan, mensyukuri hasil medali perak pada Olimpiade Tokyo 2020. Namun, dia tidak benar-benar puas.
Eko Yuli Irawan membuktikan kapasitasnya sebagai jaminan medali bagi kontingen Indonesia pada Olimpiade Tokyo 2020.
Turun di kelas 61kg putra, Eko Yuli Irawan sukses mempersembahkan medali perak.
Eko Yuli bersyukur bisa mempersembahkan medali bagi Indonesia. Hanya saja, dia tidak merasa puas karena tidak dapat merebut medali emas.
Baca Juga: Olimpiade Tokyo 2020 - Eko Yuli Irawan Genggam Medali Kedua Indonesia
"Saya sudah berusaha semaksimal mungkin untuk bisa menjadi yang terbaik" kata Eko Yuli Irawan, dalam siaran pers yang diterima BolaSport.com dari NOC Indonesia.
"Kita mesti bersyukur dengan rezeki yang telah diberikan."
"Saya minta maaf karena masih belum bisa mempersembahkan emas untuk Indonesia, sebagaimana cita-cita saya," imbuhnya.
Eko Yuli Irawan terlibat persaingan sengit dengan atlet China, Lin Fanbin.
Baca Juga: Olimpide Tokyo 2020 - Eko Yuli Irawan Sukses Lanjutkan Tradisi Medali
Namun, atlet kelahiran Lampung itu kehilangan peluang karena hanya mampu melakukan satu angkatan sukses pada snatch dan clean and jerk.
Angkatan snatch pertama Eko dengan beban 137 berlangsung sukses. Namun, angkatan kedua dan ketiga dengan beban 141kg tidak dapat dituntaskan Eko.
Di sisi lain, Li yang gagal dengan angkatan pertamanya yaitu 137kg sukses melakukan angkatan kedua dan ketiga dengan beban masing-masing 137kg dan 141kg.
Angkatan clean and jerk menjadi kesempatan Eko Yuli Irawan untuk mengejar mengingat statusnya sebagai pemilik rekor dunia angkatan clean and jerk di kelasnya.
Eko Yuli Irawan kembali membuka penampilan dengan bagus ketika angkatan pertamanya dengan beban 165kg berhasil.
Namun, Li mengancam dengan angkatan pertama sukses 166kg dan menargetkan angkatan kedua dengan beban 172kg.
Eko Yuli yang awalnya menargetkan beban 172kg pada angkatan kedua menargetkan targetnya menjadi 177kg, lebih berat 3kg dari rekor yang dicetaknya pada 2019.
"Pada angkatan Snatch, saya sudah selisih 4kg dengan Li Fabin. Keputusan itu harus saya ambil untuk membuka peluang meraih emas," tuturnya.
Baca Juga: Olimpiade Tokyo 2020 - Praveen/Melati Resmi Lolos Fase Penyisihan Grup
Malang, Eko Yuli tidak dapat menuntaskan angkatan kedua, pun demikian dengan angkatan ketiga di mana atlet berusia 32 tahun tersebut masih memasang target yang sama.
Adapun, Li menuntaskan angkatan keduanya. Menargetkan 178kg pada angkatan ketiga, Li gagal tetapi tetap pulang dengan membawa medali emas.
Li membukukan total angkatan 313kg. Adapun Eko Yuli harus puas dengan catatan total angkatan 302kg.
Terlepas dari upayanya yang belum membuahkan hasil maksimal, Eko Yuli mempersembahkan medali perak yang diraihnya ini kepada masyarakat Indonesia dan keluarga.
"Medali perak ini saya persembahkan untuk seluruh masyarakat Indonesia dan keluarga," tukasnya.
Baca Juga: Olimpiade Tokyo 2020 - Eko Yuli Irawan, dari Gembala Kambing Jadi Jaminan Medali bagi Indonesia