Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Komite Olimpiade Indonesia (NOC Indonesia) memetik beberapa pelajaran penting dari partisipasi pada Olimpiade Tokyo 2020.
Tugas NOC Indonesia dalam mendampingi atlet tanah air Indonesia pada Olimpiade Tokyo 2020 akan segera berakhir.
Senin (2/8/2021) menjadi hari terakhir perhelatan Olimpiade Tokyo 2020 ketika ada pertandingan ataupun lomba yang melibatkan atlet Indonesia.
Evaluasi pun dibeberkan Ketua NOC Indonesia, Raja Sapta Oktohari, mengenai target untuk pagelaran Olimpiade berikutnya.
Baca Juga: Olimpiade Tokyo 2020 - Potensi Indonesia Boyong 3 Medali Hari Ini
Okto mengungkapkan harapannya akan peningkatan jumlah partisipasi dari atlet tanah air ke depannya.
Sistem pembinaan menjadi poin penting yang ditekankan Okto setelah belajar dari negara-negara yang datang dengan kontingen besar.
"Kemenpora sudah memiliki cetak biru yang menetapkan Olimpiade menjadi tujuan akhir pembinaan prestasi," kata Okto, dilansir dari NOC Indonesia.
"Jadi di sini, kami juga melihat bagaimana pembinaan prestasi negara-negara yang datang dengan Kontingen Besar," imbuhnya.
Baca Juga: Update Klasemen Medali Olimpiade Tokyo 2020 - Amerika Serikat Salip Jepang, Indonesia Ke-57
Indonesia mengirimkan 28 atlet pada Olimpiade Tokyo 2020.
Meski melebihi target, angka ini belum bisa dibilang besar.
Negara Asia Tenggara lain misalnya, Malaysia memberangkatkan 30 atlet sementara Thailand meloloskan 42 atlet pada Olimpiade Tokyo 2020.
Okto percaya bahwa peningkatan partisipasi nantinya akan berimbas juga pada peningkatan prestasi.
Baca Juga: Jadwal Olimpiade Tokyo 2020 - Greysia/Apriyani dan Anthony Berebut Medali, Lifter Nurul Akmal Tampil
"Menang atau kalah itu hal biasa dalam pertandingan," ujar pria yang juga menjabat sebagai Wakil Presiden Konfederasi Balap Sepeda Asia.
"Namun, bagaimana tingkat partisipasi atlet itu menjadi bagian paling penting di Olimpaide sebagaimana yang disampikan Pierre de Coubertin."
"Semua ini harus dimatangkan sebab sudah ada cabor yang menggelar kualifikasi di akhir 2021," katanya.
Bicara soal peningkatan prestasi, Okto menilai tidak ada salahnya mempelajari sistem dari negara lain.
Baca Juga: Final Olimpiade Tokyo 2020 - 'Ini Momen Greysia/Apriyani Cetak Sejarah'
China misalnya, salah satu kontingen terbesar tersebut merencanakan puncak performa atlet-atlet mereka terjadi pada Olimpiade.
"Mereka sudah tidak melihat sasaran kecil lagi tetapi sasaran yang besarnya," kata Okto melanjutkan.
"Masalah ini yang sebetulnya perlu kita diskusikan lebih tajam lagi dengan cabang-cabang olahraga."
"Jangan sampai kita puas dengan prestasi pada event kategori kecil saja. Ke depan, kita harus bisa melahirkan atlet yang mampu berprestasi di Olimpiade."
Baca Juga: Olimpiade Tokyo 2020 - Anthony Move On, Fokus Kejar Medali Perunggu
Olimpiade Tokyo 2020 juga menjadi kesempatan bagi NOC Indonesia untuk mempelajari segala komponen dalam penyelenggaraan pesta olahraga empat tahunan.
Indonesia sempat mengajukan diri sebagai tuan rumah Olimpiade 2032. Hanya saja, negara yang pada akhirnya mendapat kehormatan adalah Australia.
"Penyelenggaraan multi event, tak cuma Olimpiade, itu kan menghasilkan legasi, tetapi, legasi itu dibangun dari sistem," kata Okto.
"Jadi NOC Indonesia saat ini berusaha membangun sistem yang kelak dapat menjadi acuan untuk ke depannya."
"Jadi apabila seewaktu-waktu Indonesia menjadi penyelenggara multi event international, kita sudah siap," ujarnya.
Baca Juga: Olimpiade Tokyo 2020 - Arti Medali Perunggu untuk Anthony Sinisuka Ginting