Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.com - Presiden Joko Widodo (Jokowi) resmi mengumumkan adanya perpanjangan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Jawa-Bali pada Senin (30/8/2021).
Jokowi menyebutkan bahwa PPKM masih akan berlaku hingga sepekan ke depan, tepatnya sampai Senin (6/9/2021).
Meski demikian, perkembangan Covid-19 di Indonesia bisa dibilang menuju ke arah yang cukup positif jika dilihat dari beberapa aspek.
Pertama, angka positivity rate di Indonesia yang sudah mulai menunjukkan penurunan, yakni mencapai 12,3 persen. Namun, pemerintah terus berupaya agar positivity rate berada di angka 5 persen.
Kedua, percepatan vaksinasi dan program testing, tracing, serta treatment (3T) masih terus berjalan hingga saat ini berkat kerja sama antara masyarakat dan pemerintah.
Meski demikian, masyarakat diharapkan tidak euforia dan abai dalam menjalankan protokol kesehatan (prokes). Pasalnya, Indonesia masih harus berjuang menahan laju penularan virus agar tidak terjadi lonjakan kasus Covid-19 lagi.
Ketua Bidang Perubahan Perilaku Satuan Tugas (Satgas) Covid-19 dr Sonny Harry B Harmadi mengatakan, saat ini tingkat kesadaran masyarakat Indonesia untuk menerapkan prokes baru mencapai 60 persen.
Hal itu dia sampaikan dalam Dialog Forum Merdeka Barat 9 (FMB9) Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPC PEN) bertajuk "Dialog Semangat Selasa" yang disiarkan melalui Youtube FMB9ID_IKP, Selasa (31/08/2021).
Baca Juga: Pol Espargaro Pecahkan Dominasi Bertahun-tahun Marc Marquez di Repsol Honda
Menurut Sonny, angka kesadaran tersebut masih bisa ditingkatkan melalui edukasi yang tepat. Masyarakat juga bisa belajar dari kasus-kasus yang terjadi di negara lain.
"Belajar dari negara-negara lain, seringkali terdapat lonjakan kasus ketika penerapannya (pembatasan sosial) dilonggarkan. Sementara, mutasi virus baru muncul ketika terjadi lonjakan kasus," ungkapnya dalam keterangan tertulis yang diterima Bolasport, Rabu (1/8/2021).
Sementara itu, kata Sonny, lonjakan kasus Covid-19 dapat diantisipasi dengan mencegah laju penularan Covid-19. Hal itu bisa dilakukan apabila masyarakat patuh terhadap aturan prokes.
"Varian baru virus ini berpotensi mengganggu efektifitas vaksin. Karena itu, kita harus berupaya agar lonjakan kasus tidak terjadi dengan cara mempertahankan protokol kesehatan,” papar Dr Sonny.
Gerakan Pakai Masker
Dalam rangka memberikan edukasi terhadap masyarakat dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya menaati prokes, Satgas Covid-19 pun mengadakan Gerakan Pakai Masker (GPM).
Program tersebut bertujuan untuk memotivasi masyarakat agar selalu memakai masker dan menaati aturan prokes lainnya, seperti mencuci tangan dan menjaga jarak.
Dalam pelaksanaannya, GPM menggandeng Tentara Nasional Indonesia (TNI), Kepolisian Republik Indonesia (Polri), dan lebih dari 115.000 Duta Perubahan Perilaku di seluruh Indonesia.
Terkait Duta Perubahan Perilaku, salah satunya adalah dr Grace Hananta, C.Ht yang juga merupakan Campaign Director dari GPM.
Baca Juga: Ini yang Dilakukan PT LIB jika Ada Pemain yang Baru Satu Kali Divaksin
“Inti ajakan dari GPM adalah pokoknya pakai masker dulu. Masker apapun jenisnya. Kita harus sadar bahwa sekarang mengenakan masker itu seperti halnya kita mengenakan baju,” ujar dr Grace dalam kesempatan yang sama.
Dalam upaya mengedukasi penggunaan masker, dr Grace juga menekankan pentingnya melakukan ajakan dengan cara yang nyaman dan menyenangkan, khususnya kepada generasi muda.
“Kita harus tunjukkan seberapa hebat kita (karena) bisa terus sadar pentingnya mengenakan masker," imbuhnya.
Pelaku seni Jeremy Teti pun turut mengajak masyarakat untuk tidak perlu gengsi memakai masker, terutama bagi mereka yang punya mobilitas tinggi.
Menurut Jeremy, masker bahkan telah berkembang menjadi salah satu item fashion yang bisa disesuaikan dengan outfit yang dipakai masyarakat. Jadi, tidak ada alasan untuk tidak mengenakan masker saat keluar rumah.
“Public figure punya tanggung jawab moral menjadi role model (tokoh panutan) orang-orang sekitarnya. Kita harus mencontohkan protokol kesehatan yang benar. Selain itu, memotivasi dan meyakinkan masyarakat untuk segera mendapatkan vaksin,” ujar Jeremy.