Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Presiden Liga Spanyol, Javier Tebas, menyebut Barcelona sekarang bukan klub bebas karena menjadi tawanan Real Madrid.
Javier Tebas menyinggung hal tersebut saat membicarakan hubungan antara Liga Spanyol dan perusahaan investasi CVC.
Awal musim panas tahun ini, Liga Spanyol disebut akan mendapat pendanaan hingga 2,7 miliar euro (Rp45,4 triliun) dari CVC.
Kesepakatan tersebut akan mengambil 10,95 persen pendapatan klub dari kontrak audiovisual yang berlangsung hingga 50 tahun ke depan.
Barcelona menjadi salah satu klub yang menolak kesepakatan bersama CVC ini.
Baca Juga: Bikin Manchester United Kembali Bersemangat, Cristiano Ronaldo Beri Efek Sama dengan Eric Cantona
Kontrak berjangka 50 tahun dianggap berisiko mengingat industri sepak bola bisa menghadapi halangan yang tidak pasti.
Menurut Tebas, penolakan Barcelona tersebut tidak lepas dari pengaruh Real Madrid.
Lebih spesifik, Tebas menyindir Florentino Perez sebagai Presiden Real Madrid untuk masalah ini.
"Florentino Perez seperti sedang menjadikan Barcelona sebagai tawanannya," kata Tebas seperti dilansir BolaSport.com dari Sport.
Baca Juga: Bagi Marcus Rashford, Cristiano Ronaldo Seperti Tak Pernah Pergi
"Barcelona sudah menyepakati perjanjian dengan CVC selama sebulan, sampai Real Madrid berkata tidak," ujar Tebas.
Menurut Tebas, Barcelona seperti merasa inferior sehingga menuruti omongan Perez.
Penolakan Real Madrid terhadap investasi CVC juga erat dengan sikap yang ditunjukkan Liga Spanyol.
Pihak liga disebut tidak transparan dalam pembahasan kesepakatan ini.
Baca Juga: Romelu Lukaku: Mimpi Masa Kecil Saya Sekarang Sudah Terwujud
Klub-klub di Liga Spanyol dikabarkan tidak mendapat opsi dari pesaing lain untuk mempertimbangkan keuntungan yang bisa didapat.
Menyerahkan nasib klub-klub Liga Spanyol dalam jangka panjang jelas bukan keputusan yang bijak.
Alasan inilah yang melatarbelakangi penolakan Real Madrid sejak awal, yang lalu diikuti Barcelona.
Kedua klub tengah berhati-hati menanggapi setiap penawaran investasi meski keuangan ikut terdampak saat pandemi COVID-19.