Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Direktur Persib Bandung, Teddy Tjahyono, buka suara terkait tindakan bobotoh yang menghadang bus Persib setelah bermain imbang kontra Tira Persikabo.
Persib Bandung mengalami perlakukan kurang mengenakkan dari bobotoh usai kembali bermain imbang di Liga 1 2021/2022.
Seperti diketahui, Maung Bandung baru saja bermain imbang 0-0 melawan Tira Persikabo di Stadion Wibawa Mukti, Bekasi, Senin (27/9/2021).
Ini menjadi ketiga kalinya secara berturut-turut Persib Bandung bermain imbang di Liga 1 2021/2022.
Baca Juga: Jadi Pagar Betis dengan Rebahan, Apapun Rela Dilakukan Lionel Messi demi Malam Sempurna Bareng PSG
Pada dua pekan sebelumnya, pasukan Robert Alberts juga ditahan imbang Bali United 2-2 dan Borneo FC 0-0.
Usai laga kontra Tira Persikabo, bus Persib Bandung dua kali mendapatkan hadangan dari oknum bobotoh.
Pertama terjadi di daerah Cikarang, Bekasi, di mana sejumlah bobotoh menghadang bus Persib dengan sepeda motor dan menyalakan suar atau flare.
Mereka juga meneriaki bus Persib dengan kata-kata kurang pantas.
Baca Juga: Raih Hasil Imbang dari Persija, Pelatih Persita: Kami sudah Berjuang Sekuat Tenaga
Sementara insiden kedua terjadi di Jalan Layang Pasupati, Kota Bandung, di mana sejumlah bobotoh kembali menghadang bus Persib.
Oknum bobotoh itu juga meneriaki bus Persib Bandung dan menyalakan suar.
Hal itu lantas memancing Direktur PT Persib Bandung Bermartabat (PBB), Teddy Tjahyono, untuk angkat bicara.
Teddy mengaku sangat menyangkan umpatan-umpatan kasar dari bobotoh di Cikarang yang ditujukan langsung kepada para pemain Persib.
Baca Juga: Jadi Pemain Paling Senior, Tia Darti Senang Pilar-pilar Muda Hiasi Timnas Putri Indonesia
"Saya sudah nulislah (di Instagram) tapi tulisan itu saya buat untuk yang di Cikarang," kata Teddy saat dihubungi melalui sambungan telepon, Selasa (28/9/2021), seperti dikutip Bolasport.com dari Tribun Jabar.
"Ya kan ada yang ngatain fans sendiri dengan kata yang tidak pantas, begitu kan. Masa ngata-ngatain klubnya sendiri pakai kata-kata yang begitu, yang benar saja," katanya lagi.
Begitu pula dengan insiden di Jalan Layang Pasupati.
Teddy berharap, bobotoh bisa memberikan dukungan secara positif kepada Supardi Nasir dkk.
Baca Juga: Karena Hal Ini, Ronald Koeman Pesimistis Barcelona Bisa Juara Liga Champions
"Bahwa kompetisi masih panjang, sebaiknya kalau bisa bicara statistik dulu-dulu kan kita juga di tujuh pertandingan pertama tidak sebaik sekarang, jadi ya jalan masih panjang lah. Jangan terlalu terburu-buru untik menge-judge lah," ucapnya.
Teddy mengaku belum tahu secara pasti, apakah insiden ini akan mempengaruhi mental pemain dalam laga-laga selanjutnya.
Namun, pria berkacamata ini meminta kepada bobotoh untuk terus memberikan dukungan kepada para pemain Maung Bandung lewat cara-cara yang positif.
Di satu sisi, menurut Teddy, manajemen Persib punya hubungan yang baik dan harmonis dengan suporter, efek dari komunikasi yang terus dijalin.
Baca Juga: Viral, Bobotoh Hadang dan Teriaki Bus Persib Bandung Usai Main Imbang Lawan Tira Persikabo
Selaku bagian dari manajemen, Teddy menegaskan bila pihaknya tidak antikritik dan selalu terbuka dengan masukan yang diarahkan untuk perbaikan pemain, pelatih, maupun manajemen sendiri.
Hanya saja, Teddy berharap, kritik itu bisa disampaikan dengan cara yang baik dan konstruktif demi perkembangan kualitas Persib.
"Ya pelan-pelan pasti kita lakukan lah tapi kalau dari kelompok-kelompok komunitas yang besar kita sering komunikasi, sebenarnya ini dilakukan oleh kelompok-kelompok yang lain lah," ucapnya.
Selain itu, Teddy juga meminta para bobotoh untuk memahami performa Persib Bandung yang sedikit menurun bila dibandingkan dengan keganasan pada Liga 1 2020.
Baca Juga: Jebol Gawang Atletico Madrid, Deputi Zlatan Ibrahimovic Ikuti Jejak Cristiano Ronaldo
Menurutnya, penurunan performa sejatinya juga terjadi di klub-klub lain sebab sudah satu setengah tahun lebih tidak terlibat dalam kompetisi resmi.
"Satu setengah tahun tidak bermain sudah pasti kondisi fisik, kondisi mental, kemampuan teknis pasti kurang, makannya apapun yang terjadi menjadi inkosistensi," katanya.
"Itu PR buat kita semua dampak dari kompetisi satu setengah tahun berhenti. Kami mulai belajar, contoh kami bisa berlatih, atau misalkan kalau kita tidur saja ya kita jalan juga harus pelan-pelan sebelum bisa berlari lagi, ya perlu proses lah untuk tadi bisa mempunyai kemampuan sedia kala," ucapnya.
"Semuanya perlu melalui proses untuk mencapai kondisi yang maksimal lagi karena itu tadi pasti satu setengah tahun tidak bermain pasti ini lah pastu sangat berpengaruh, terlihat dari pertandingan-pertandingan yang lain juga," katanya.