Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Terdapat satu hal yang bikin Presiden Barcelona, Joan Laporta, murka kepada Ronald Koeman sampai mereka tak mengobrol di pesawat.
Perjalanan pulang skuad Barcelona asuhan Ronald Koeman dari Lisabon, Portugal, tak menyenangkan.
Rabu (29/9/2021), Barcelona balik badan dengan kekalahan 0-3 dari Benfica di partai kedua Grup E Liga Champions.
Ini adalah hasil minor kedua yang didapat pasukan Koeman di fase grup usai dibabat Bayern Muenchen dengan skor sama pada matchday 1.
Suasana menyesakkan pun menyertai penerbangan mereka dari Lisabon ke Barcelona.
Baca Juga: Mantan Trisula MSG Barcelona Kompak Bikin Gol, Skuad Ronald Koeman Paling Ambrol
Selama dua jam, para pemain menyadari hubungan yang buruk antara Koeman dengan presiden klub, Joan Laporta.
Koeman dan Laporta duduk di barisan depan kursi pesawat.
Namun, seperti dikutip BolaSport.com dari Sport.es, mereka tak bertegur sapa sedikit pun.
Apalagi sampai berdiskusi tentang penampilan atau hal-hal kecil sekalipun.
Laporta lebih banyak tidur sepanjang penerbangan, sementara Koeman mengobrol dengan asistennya, Alfred Schreuder.
Relasi Laporta dan Koeman memburuk bukan cuma lantaran Barcelona pulang dengan kekalahan.
Baca Juga: Ruang Ganti Barcelona Pecah, Ada yang Minta Koeman Dipecat, Ada yang Anggap Itu Bukan Solusi
Kalah dari Benfica mungkin masih bisa diterima, tetapi pemilihan skuad Koeman memperparah situasi.
Laporta kecewa berat saat susunan line-up pilihan sang pelatih diterbitkan.
Koeman merombak lagi komposisi pemain dan formasi yang digunakan dari susunan partai sebelumnya.
"Sulit bagi Laporta menyembunyikan kemarahannya. Pemilihan pemain dan perubahan taktik mengecewakan bagi sang presiden dan kemarahannya meningkat saat pertandingan berubah jadi penyiksaan untuk Blaugrana," tulis Sport.es.
Joan Laporta berharap Ronald Koeman mempertahankan pola 4-3-3 yang dipakai saat Barcelona menjamu Levante di Liga Spanyol (26/9/2021).
Koeman sendiri absen memimpin tim dari tepi lapangan karena skors, sedangkan tugasnya di laga itu dijalankan Alfred Schreuder.
Sistem tersebut terbukti manjur memberi Barcelona kemenangan 3-0 guna mengakhiri rentetan krisis.
Alih-alih meneruskannya, Koeman mengganti 4-3-3, pola yang identik dengan prinsip tiki-taka Barca, ke formasi 3-5-2 buat meladeni Benfica.
Mantan pelatih timnas Belanda itu juga menyingkirkan trio jebolan La Masia yang tampil bagus saat menghadapi Levante dari starting XI; Nico Gonzalez, Gavi, dan Oscar Mingueza.
Mereka akhirnya tetap diturunkan Koeman menghadapi Benfica.
Namun, peran hanya sebagai pemain pengganti membuat segala perubahan ini telat.
Hasilnya, Barcelona gagal meneruskan momentum kemenangan dan kembali masuk zona krisis.
Mereka seperti ditelan sendiri oleh taktik egoistis sang pelatih.
Baca Juga: Minus Ronald Koeman, Barcelona Malah Pamer Performa Terbaik Tanpa Kalah bareng Alfred Schreuder
"Taktik defensif 3-5-2, dengan para pemain muda dicadangkan, adalah pertimbangan terakhir untuk Laporta menentukan masa depan Koeman," lanjut artikel di Sport.