Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Pelatih timnas Belgia, Roberto Martinez, mengungkapkan penyebab timnya kena comeback tragis dari timnas Prancis.
Timnas Belgia berhadapan dengan timnas Prancis dalam laga semifinal UEFA Nations League 2020-2021.
Bertanding di Juventus Stadium, Jumat (8/10/2021) dini hari WIB, Belgia menyerah 2-3 dari Prancis.
Padahal, tim berjulukan Setan Merah itu sempat unggul 2 gol lebih dulu di babak pertama.
Dua gol Belgia tersebut dicetak Yannick Carrasco (menit ke-37) dan Romelu Lukaku (40').
Baca Juga: Hasil Kualifikasi Piala Dunia - Gol Gabigol Asoi, Brasil Buat Lionel Messi dkk seperti Tim Ecek-ecek
Namun, Prancis berhasil bangkit di paruh kedua diawali dengan gol Karim Benzema pada menit ke-62.
Prancis kemudian menambah gol lagi lewat penalti Kylian Mbappe (69').
Saat pertandingan terlihat akan berakhir imbang, Theo Hernandez muncul sebagai pahlawan Prancis.
Dia sukses mencetak gol kemenangan Les Bleus pada menit ke-90.
Seusai pertandingan, Roberto Martinez mengungkapkan penyebab timnya kena comeback tragis.
Menurut Martinez, itu terjadi karena para pemainnya terlalu memikirkan tanggung jawab untuk menyabet trofi.
"Babak kedua adalah pertanyaan tentang emosi, mereka merasakan tanggung jawab untuk mencapai final," kata Martinez seperti dikutip BolaSport.com dari Reuters.
"Tiba-tiba kami ingin menyelesaikan pertandingan. Saat itu kami berhenti bermain."
"Bila ada, itu adalah tanggung jawab yang kami rasakan kepada penggemar kami dan cara generasi ini ingin membawa pulang trofi," ucap Martinez lagi.
Kendati tersingkir di UEFA Nations League, Martinez tetap yakin Belgia akan bersinar di Piala Dunia 2022 di Qatar.
"Hal yang harus kami pertahankan adalah komitmen dan keinginan ingin berada di sana. Kami berada di fase kompetisi yang tepat," ujar Martinez.
"Sekarang ini memastikan kami belajar. Kami semua merasa sebagai bangsa bahwa kami semua sama-sama terluka, tetapi 12 bulan dari sekarang kami memiliki turnamen besar."
"Momen ini bagus bagi kami untuk menunjukkan ketahanan bahwa kami ingin berkembang, bahkan melalui pengalaman kejam ini," tutur juru taktik berusia 48 tahun itu menambahkan.
Baca Juga: Prancis Belum Kalah pada 7 Laga Terakhir UEFA Nations League