Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Tim bola basket Sulawesi Utara membuat sejarah pada PON XX Papua 2021.
Tak masuk hitungan, namun babak final pada Sabtu (9/10/2021) sukses dijejaki tim bola basket Sulut di PON XX Papua 2021.
Raihan medali minimal perak sudah di tangan dan tinggal selangkah lagi emas meski tim DKI Jakarta ada di depan mata.
Dua tim tangguh, Jawa Timur dan Jawa Tengah, merasakan bagaimana aksi anak-anak binaan Roland Lengkong dan Herry Tumuwo itu.
Jatim, salah satu daerah barometer bola basket Tanah Air, ditekuk dengan skor 77-72.
Itulah kemenangan pertama Sulut atas Jatim setelah 30 tahun.
Baca Juga: Fakhri Husaini Buka Suara Timnya Dituding Main Sepak Bola Gajah di PON Papua
Kemudian Jateng di semifinal diredam 67-65 dan Brando Kosegeran dkk. pun menembus babak puncak.
Sulut memang tidak masuk hitungan pada event yang dihelat di Mimika Sport Center, Timika, tersebut.
Namun, capaian sejak menang atas Bali dan Babel serta atas dua hasil melawan daerah tangguh Jatim dan Jateng membuat peta kekuatan berubah.
Sulut berubah dari sekadar ancaman menjadi kandidat juara.
Ada di mana kunci kekuatan basket Sulut?
"Mental. Itulah yang utama. Anak-anak tak gentar menghadapi siapa saja," kata Roland Lengkong, pelatih tim Sulut.
Tim basket Sulut memang tak punya kekuatan finansial yang memadai untuk melakukan try out.
Jadi, sebelum ke PON XX Papua 2021, hanya try in yang jadi andalan Sulut.
Sulut melakukan uji coba dengan klub lokal semacam Porkis dan Harlex.
Baca Juga: Muncul Kasus Covid-19, PON XX Papua Tetap Lanjut dan Menpora Ambil Tindakan Cepat
Tim Sulut sesungguhnya punya pemain-pemain yang tampil di IBL yakni Willy Mamahit, Jovan Golung, dan Brando sendiri.
Mereka adalah nyawa tim yang memperkuat klub NSH Papua, yang merupakan hasil merger dua tim, NSH Jakarta dan Mountain Gold.
Pemain lainnya hanya jebolan DBL dengan level pelajar dan pernah berguru di Jatim.
"Basket Sulut bisa disebut fenomenal. Bisa menembus final saja sudah sejarah, apalagi jika meraih emas," kata Ketua Harian KONI Sulut, Theo Kawatu.
Keyakinan ke arah itu ada karena Sulut telah mengukur kekuatan DKI.
Kedua tim sama-sama pernah menang atas Jatim di mana DKI mengungguli tim tersebut di semifinal.
DKI sendiri sudah 13 tahun baru kembali menapaki final setelah menggondol emas di PON 2008 Kaltim.
Sementara Sulut baru 3 kali tampil di PON di mana sebelum Papua 2021 ini adalah PON XIII 1993 (penyisihan) dan PON XIX 2016 Jabar (8 besar).
"Kami yakin bisa karena kapan lagi bisa seperti ini (masuk final)," kata Clay Dondokambey, manajer Sulut.