Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Sepanjang pelaksanaan Liga 1 2021/2022 hingga memasuki pekan kedelapan ini banyak terjadi kontroversi, salah satunya soal keputusan wasit.
Kepemimpinan wasit di Liga 2021 ini memang banyak menimbulkan kontroversi karena penilaiannya dianggap tak sesuai.
Hal yang paling menonjol hingga pekan kedelapan Liga 1 ini adalah kepemimpinan dari wasit Oki Dwi Putra di laga Persija Jakarta melawan Arema FC.
Pada laga ini ada beberapa insiden yang keputusan wasit dinilai tak patut karena seharusnya Persija mendapatkan tendangan penalti setelah Rio Fahmi dijatuhkan pemain Arema.
Wasit hanya menganggap kesalahan itu biasa dan begitu juga saat pemain Arema FC Kushedya Hari Yudo tak melakukan kesalahan besar juga langsung di ganjar kartu merah.
Baca Juga: Raffi Ahmad Ungkap Kekecewaan Meskipun RANS Cilegon FC Menang
Bukan hanya pada laga Persija melawan Arema FC saja, tetapi beberapa pertandingan lainnya juga menimbulkan kontroversi.
Dengan kejadian ini, Ketua Umum PSSI, Mochmad Iriawan telah menungaskan Ketua Komite Wasit, Ahmad Riyadh untuk melakukan evaluasi terhadap wasit yang dinilai bermasalah.
Baca Juga: Hadapi Persik Kediri, Pelatih Persipura: Tujuan Kami adalah Meraih Kemenangan
Penelusuran akan dilakukan terlebih dahulu sebelum memberikan keputusan kepada sang wasit.
Apabila nantinya wasit tersebut terbukti salah akan ada sanksi sesuai yang akan diberikan.
Baca Juga: Steve Bruce Resmi Dipecat dari Newcastle United, Inilah Bakal Calon Pengganti
Semua tergantung tingkat kesalahan nantinya, dari mulai diistirahatkan untuk beberapa pertandingan hingga diturunkan menjadi wasit di Liga 2 atau bahkan bisa diberhentikan dari tugas.
“Kesalahan fatal ini jika tindakan wasit ini bisa mengubah pertandingan. Misal seharusnya kedudukan 1-1, tetapi karena kesalahan wasit bisa menjadi 2-1,” kata Ahmad Riyadh sebagaimana dilansir BolaSport.com dari laman resmi PSSI, Rabu (20/10/2021).
Baca Juga: Beberapa Pemain Absen, Aji Santoso Pastikan Persebaya Tetap Tampil ‘Ngeyel’
“PSSI ingin agar semua wasit yang bertugas di Liga 1 dan 2 lebih fokus sehingga tidak ada kesalahan elementer yang kemudian menjadi respons negatif dari klub, netizen, sponsor, bahkan pemerintah,” ucapnya.
Riyadh juga mengatakan bahwa keputusan yang akan diberikan nantinya akan mengacu pada aturan dari FIFA, AFC, dan AFF.
“Kalau human error, itu bisa dibina. Kecuali jika ditemukan indikasi match fixing atau kesalahan fatal lainnya. Nanti tunggu saja investigasi yang kami lakukan,” kata Riyadh.
Baca Juga: Menang Lagi karena Ada Hadiah Penalti, RANS Cilegon FC Janjikan Striker Segera Tampil Garang
“Masih banyak lagi keputusan wasit yang akan kita investigasi. Pada saatnya nanti kita akan memberikan keputusan kepada wasit-wasit yang dianggap melakukan kesalahan,” tuturnya.
Berikut keputusan wasit yang dinilai kontroversi di Liga 1 dan Liga 2 2021/2022:
1.Persik menghadapi Bali United pada 27 Agustus 2021 di Stadion Madya, Kompleks Gelora Bung Karno, Senayan, Jakarta Pusat. Persik mendapat hadiah penalti pada menit ke-12. Namun, Youssef Ezzejjari yang menjadi eksekutor gagal memanfaatkan peluang itu menjadi gol. Proses penalti itu menjadi sorotan karena ada pemain Bali United yang masuk kotak penalti sebelum bola dieksekusi. Wasit yang bertugas, Yudi Nurcahya, membiarkan permainan tetap berjalan alias play on. Padahal, menurut aturan FIFA, wasit berhak mengulang penalti tersebut.
Baca Juga: Mohamed Salah Ukir Rekor Langka, Rajin Cetak Gol 9 Laga Beruntun Bareng Liverpool
2. Penalti Bhayangkara FC (Bhayangkara vs Persiraja)
Masih terkait penalti. Kali ini terjadi pada laga Bhayangkara FC vs Persiraja Banda Aceh di Stadion Indomilk Arena, Minggu (31/9/2021).
Bhayangkara mendapat penalti pada masa injury time karena bek Persiraja Zamzani melakukan pelanggaran handball. Eksekusi 12 pas diambil Ezechiel N'Douassel dan berbuah gol. Namun, proses penalti itu menjadi sorotan karena ada pemain dari masing-masing tim yang masuk ke kotak 16 sebelum Ezechiel mengeksekuisi bola. Meskipun sudah gol, penalti itu seharusnya diulang jika merujuk pada aturan FIFA, wasit Musthofa Umarella tetap mengesahkan gol tersebut.
3. Laga Arema dan Persija Jakarta
Ada beberapa insiden yang menjadi sorotan seperti keputusannya tidak memberikan hadiah penalti saat pemain Persija, Rio Fahmi dijatuhkan pemain Arema. Oki Dwi Putra juga melayangkan kartu merah ke Kushedya Hari Yudo. Striker andalan timnas itu dinilai diving karena terjatuh saat duel dengan pemain Persija.
Paling menjadi sorotan, yaitu saat gol Marko Simic dianulir. Striker Persija awalnya berhasil mencetak gol di masa injury time, tapi dia dianggap melakukan pelanggaran ke kiper Arema, sehingga golnya tidak disahkan.
4. Kalteng Putra dan PSBS
Ada tendangan ke arah badan pemain Kalteng Putra. Namun, wasit hanya memberikan kartu kuning. Padahal tendangan Kungfu pemain PSBS bisa berbahaya terhadap karier pemain lawan.
5. Rans Cilegon vs Badak Lampung
Dalam tayangan ulang terlihat pemain Badak Lampung tidak menyentuh penalti di kotak terlarang. Namun, wasit justru memberikan penalti ke Rans Cilegon.
6. Kartu merah Irsyad Maulana (Borneo FC vs Persita)
Dalam laga Borneo vs Persita di Stadion Pakansari, Bogor, Sabtu (2/10/2021), ada satu keputusan wasit Iwan Sukoco yang disorot.
Pada menit ke-44 sang pengadil mengeluarkan kartu merah tidak langsung untuk pemain Persita Irsyad Maulana, yang dianggap melakukan diving di daerah pertahanan Borneo. Padahal, dalam tayangan ulang, Irsyad Maulana sejatinya benar-benar dilanggar. Nuriddin Davronov yang melakukan tekel pun mengisyaratkan bahwa dia benar melanggar Irsyad.
Riyadh juga memastikan bahwa masih banyak keputusan yang belum diambil oleh PSSI karena masih dalam investigasi.
Baca Juga: Ada Protes Keras ke Wasit, Barito Putera Vs PSIS Semarang Imbang pada Babak Pertama
Namun, PSSI memastikan bahwa pihaknya akan menindaklanjuti dengan tegas apabila ada wasit yang menjalani laga tidak sesuai.
“Masih banyak lagi keputusan wasit yang akan kita investigasi. Itu hanya salah satu contoh. Pada saatnya nanti kita akan memberikan keputusan kepada wasit-wasit yang dianggap melakukan kesalahan,” tutur Riyadh.