Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Manajer tim Yamaha, Massimo Meregalli, tidak menyangka akhirnya penantian selama enam tahun bisa terwujud pada MotoGP 2021.
Massimo Meregalli mengapresiasi pembalap tim Monster Energy Yamaha, Fabio Quartararo, yang membawa Yamaha juara pada tahun ini.
Gelar tersebut bisa direbut Fabio Quartararo pada balapan seri ke-16 MotoGP Emilia Romagna.
Yamaha diketahui sudah puasa gelar sejak terakhir didapatkan oleh Jorge Lorenzo pada 2015 lalu.
Baca Juga: Sudah Juara MotoGP, Fabio Quartararo Masih Minder Pakai Nomor Keramat
Setelah itu, Marc Marquez langsung mendominasi selama empat tahun berturut-turut mengamankan gelar juara.
Giliran Quartararo hampir terwujud pada musim lalu, namun penampilannya yang kurang konsisten membuat Joan Mir (Suzuki Ecstar) menikung di pertengahan kompetisi dan merebut gelar juara.
Quartararo akhirnya ditarik ke tim pabrikan Yamaha agar mendapatkan motor balap yang menunjang penampilannya.
Rencana tersebut kemudian berhasil dengan pembalap asal Prancis itu mendominasi hampir sepanjang musim dan menduduki puncak klasemen.
Baca Juga: Antusias Sambut Anak Pertama, Valentino Rossi Kantongi 1 Nama yang Cerminkan Dirinya Sekali
Gelar juara lalu direbut olehnya saat mencapai garis finis keempat pada balapan kedua di Sirkuit Misano, Italia.
Melihat penampilan Quartararo di Misano, Yamaha sebenarnya ragu karena dia memulai start dari belakang.
Sedangkan pesaing terdekat Quartararo di klasemen, Francesco Bagnaia (Ducati Lenovo Team), meraih pole position.
Situasi ini berbahaya karena Bagnaia memiliki peluang memperkecil jarak ketinggalan dari Quartararo.
Baca Juga: Quartararo Ngidam, Ingin Duel Lawan Marquez yang Asli pada MotoGP 2022
Namun, keberuntungan datang kepada Quartararo setelah Bagnaia mengalami crash dan otomatis gagal meraih poin maksimal.
Hasil ini membuat Massimo Meregalli bisa bernafas lega karena Yamaha bisa tampil tanpa tekanan pada dua balapan tersisa.
"Pikiran pertama saya adalah mustahil menang di sini," kata Meregalli, dikutip BolaSport.com dari GPone.com.
"Dengan Fabio ke-15 dan Pecco di paling depan dan skuad Ducati mengawalnya, kami berpikir mereka akan menghalangi. Kami telah membayangkan skenario terbaik bahwa Fabio finis ke-6 atau ke-5."
"Lalu apa yang terjadi, akhirnya kami mengangkat beban besar yang berada di bahu kami. Kami akan pergi ke Portimao dan Valencia tanpa tekanan sedikitpun, namun dengan tujuan masih ingin memenangkan gelar yang masih hilang yaitu untuk tim dan konstruktor," tutur Meregalli.