Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Dokter legendaris di MotoGP, Claudio Costa, menilai tak ada pembalap yang bisa meneruskan legasi Valentino Rossi.
MotoGP akan kehilangan salah satu pembalap megabintangnya, Valentino Rossi, pada akhir musim 2021.
Valentino Rossi telah memutuskan akan pensiun setelah menjalani 26 musim kejuaraan tanpa henti sejak debutnya di ajang grand prix pada 1996.
Hasil buruk yang tak kunjung berakhir pada musim ini menjadi alasan Rossi menyudahi kariernya di MotoGP.
Baca Juga: Kenang Musim 2008, Valentino Rossi Bangga Asapi 3 'Alien' Sekaligus
Pensiunnya Rossi memberikan dampak tersendiri bagi MotoGP.
Prestasi sebagai juara dunia sembilan kali dan karakter yang unik membuat Rossi mampu menjaring jutaan penggemar dari seluruh belahan dunia.
Bahkan soal urusan pengikut di media sosial, Rossi mampu mengungguli MotoGP di platform Instagram dan Twitter.
Wajar apabila Rossi disandingkan dengan ikon olahraga lainnya seperti Muhammad Ali, Michael Jordan, hingga Diego Maradona.
Baca Juga: Kisah Pria 33 Tahun yang Dapat Helm Valentino Rossi di Sirkuit Misano
Pertanyaan kemudian muncul. Siapa pembalap yang bisa meneruskan legasi pembalap berjuluk The Doctor di MotoGP.
Sorotan publik barangkali akan tertuju kepada adik Rossi, Luca Marini, atau deretan pembalap lain dari Akademi VR46.
Meski begitu, pendapat berbeda diutarakan Dokter Claudio Costa yang sudah mengenal Rossi sejak masih kanak-kanak.
Pria yang telah menyelamatkan nyawa banyak pembalap, termasuk ayah Rossi, menilai tidak ada sosok yang bisa menggantikan Rossi.
Baca Juga: Pengamat MotoGP Katakan Marc Marquez Bisa Jadi Momok Berbahaya Pada Tahun Depan
"Ada banyak pembalap hebat yang datang, tetapi bagi saya tidak akan ada yang seperti Valentino," ujar Costa, dilansir BolaSport.com dari Corsedimoto.
"Kalaupun ada, saya tidak mengenal dia," sambung pendiri Mobile Clinic tersebut.
Costa merasa MotoGP telah kehilangan sosok penerus Rossi jauh sebelum pembalap Italia tersebut memutuskan pensiun.
Pernyataan pria berusia 80 tahun itu merujuk kepada Marco Simoncelli yang meregang nyawa akibat kecelakaan tragis di Sirkuit Sepang pada 23 Oktober 2011.
Baca Juga: Rossi Jadi Penyebab Quartararo Tidak Pilih Nomor Starter 1 pada MotoGP 2022
Costa merasa Simoncelli bisa menggantikan Rossi tak hanya dari prestasi tetapi juga karakternya.
"Melihat secara dekat kepada jiwa Simoncelli, kemampuannya mengatasi rasa sakit dan kesulitan, karakternya yang santai dan menyenangkan. Dia seharusnya sudah menjadi penerus Valentino," ujar Costa.
Rossi sendiri sudah mengenal Simoncelli sejak pembalap yang dikenal dengan rambut keriwilnya itu berlomba di kejuaraan junior.
The Doctor kemudian menawarkan bantuannya kepada Simoncelli ketika putra Paolo Simoncelli itu menjalani debut di kelas 2500cc (sekarang Moto2) pada 2006.
2008 World Champions Valentino Rossi, Marco Simoncelli and @Mikejpp63 at @CircuitValencia. #OnThisDay pic.twitter.com/glQGmjOMP1
— MotoGP Fan Zone (@bgmotogp) October 26, 2016
Kebetulan, Rossi juga memerlukan rekan latihan yang bisa mendorongnya ke batas yang lebih tinggi.
Berawal dari relasi penggemar dan idola, Simoncelli dan Rossi menjadi begitu akrab, hampir terlihat seperti adik dan kakak di MotoGP.
Hubungan keduanya begitu dekat sampai-sampai Rossi masih terlihat kehilangan setiap kali nama Simoncelli diungkit dalam wawancara.
Akademi Pembalap VR46 pun diciptakan Rossi sebagai salah satu bentuk penghormatan kepada juara dunia GP250 tersebut.
Baca Juga: MotoGP Emilia Romagna Terlalu Indah, Valentino Rossi Mau Pensiun Sekarang Aja
"Saya sangat merindukan Marco, terutama sebagai teman, karena kami dahulu sering bersenang-senang bersama," kata Rossi.
"Kami menciptakan akademi ini [Akademi Pembalap VR46] sebagai penghormatan baginya karena dia adalah pembalap pertama yang kami bantu."
"Ini bukan apa-apa dan akan lebih baik kalau dia masih bersama kami sekarang, tetapi inilah yang bisa kami lakukan," tukas Rossi.
Program yang diperkenalkan Rossi pada 2013 telah melahirkan pembalap-pembalap hebat dari negaranya.
Musim lalu Franco Morbidelli membuat kejutan dengan menjadi runner-up MotoGP kendati hanya dipersenjatai motor lama.
Adapun pada musim ini giliran Francesco Bagnaia menunjukkan tajinya.
Bagnaia menjadi rival terkuat Fabio Quartararo sebelum kecelakaan pada MotoGP Emilia Romagna membuatnya harus melupakan ambisi menjadi juara dunia musim ini.
Musim depan armada Akademi VR46 makin bertambah dengan rencana turunnya tim VR46 secara penuh di kelas para raja.
Baca Juga: Marc Marquez Silakan 'Ge-er', Valentino Rossi Masih Jagokan Dia Jadi Juara Dunia MotoGP 2022