Terverifikasi Administratif dan Faktual oleh Dewan Pers
BOLASPORT.COM - Pengamat balap motor, Carlo Pernat, menyampaikan rapor konstruktor kepada kontestan MotoGP 2021.
Sebanyak enam konstruktor telah selesai bersaing pada MotoGP 2021 dan sudah dianalisis oleh Carlo Pernat terkait performa masing-masing tim.
Carlo Pernat memulai analisis dengan memberikan penilaian kepada Ducati.
Pria Italia itu takjub dengan Ducati. Pasalnya, motor Desmosedici mampu membuat pembalap tampil dengan hebat.
Baca Juga: Bos Yamaha Suruh Maverick Vinales Atasi Masalah Konflik Batin
Francesco Bagnaia muncul sebagai pembalap terbaik Ducati. Murid Valentino Rossi itu menduduki posisi kedua dalam klasemen akhir MotoGP 2021.
"Ducati. Mereka pantas mendapatkan nilai sembilan," kata Pernat, dikutip BolaSport.com dari GPone.
"Di masa lalu, mereka bahkan mempunyai motor terkuat. Hal itu ditunjukkan Enea Bastianini saat berhasil naik podium bersama Desmosedici 2019."
"Anda tidak dapat melakukan itu jika tidak mengendarai motor yang kompetitif. Mereka yang tampil paling baik. Gigi Dall'Igna melakukan pekerjaan dengan bagus," tambahnya.
Baca Juga: Permintaan Selangit Fabio Quartararo Demi Bertahan di Yamaha: Ingin Digaji Lebih dari Marc Marquez
Pernat kemudian memberi penilaian kepada Honda. Tim Jepang itu diselamatkan Marc Marquez untuk menghindari status konsensi MotoGP.
Marc Marquez pasalnya berhasil mendapatkan empat podium dengan tiga yang berbuah kemenangan.
Selain Marc Marquez, tiga pembalap Honda lainnya yakni Pol Espargaro, Alex Marquez, dan Takaaki Nakagami gagal tampil gemilang pada MotoGP 2021.
"Honda, saat itu saya memberikan nilai empat dan hanya berkat Marc Marquez yang memenangi tiga balapan," tutur Pernat.
"Jika tidak, mereka bakal mendapatkan nilai dua. Mereka melakukan kesalahan, Marc memecahkan beberapa masalah itu."
Baca Juga: Francis Ngannou Terancam Cabut dari UFC, Dana White Bilang Begini
Yamaha di luar dugaan mampu membantu Fabio Quartararo untuk menjadi juara dunia MotoGP 2021.
Namun, Pernat memberikan sorotan terkait kebijakan Yamaha lantaran tidak memberikan motor prototipe YZR-M1 pabrikan kepada Franco Morbidelli.
"Yamaha. Saya memberikan nilai delapan karena memenangi gelar juara dunia pembalap, tetapi mereka layak mendapatkan nilai empat untuk kebijakan mereka tidak memberikan motor pabrikan kepada Franco Morbidelli," ucap Pernat.
Baca Juga: Loh Kean Yew Putra Malaysia yang Hijrah ke Singapura demi Bulu Tangkis
Ketika berbicara tentang Suzuki, Pernat tidak memberikan penilaian. Dia hanya menyorot peran ganda Shinichi Sahara di dalam manajemen Suzuki.
"Suzuki. Kejatuhan mereka karena menempatkan Shinichi Sahara dalam peran ganda sebagai manajer tim dan direktur teknis," kata mantan manajer Valentino Rossi itu.
Selanjutnya Pernat memberikan sorotan kepada Aprilia. Dia memandang Aprilia tidak mengalami perkembangan signifikan meski pernah satu kali mendapatkan podium pada MotoGP 2021.
"Aprilia. Saya memberi mereka nilai di passing grade karena tim ini telah menggunakan konsesi selama bertahun-tahun," ungkap Pernat.
"Motornya telah berkembang, tetapi tidak sebesar harapan saya. Mereka mengelola departemen balap dengan baik, ada podium, tetapi kemudian kinerja mereka menurun," tambahnya.
Baca Juga: Loh Kean Yew Akan Berlatih bersama Viktor Axelsen Lagi di Dubai
Terakhir, Pernat menganalisis tentang KTM. Pada MotoGP 2021, KTM seolah tidak mampu memberikan persaingan.
"KTM. Nilai mereka lima. Mereka adalah perusahaan dengan banyak uang dan sponsor penting, tetapi bekerja dengan buruk tahun ini, baik dari sudut pandang teknis maupun dalam mengelola pembalap mereka," ujar Pernat.